"Uang digital tidak butuh aplikasi pihak ketiga. Kita punya akun. Kita bisa menggunakan uang itu langsung untuk transaksi."
"Aku tidak melihat alasan bahwa kamu harus menarik dua per tiga tabunganmu. Kamu bisa menggunakannya. Karena kamu tetap memiliki rekening." Menik menemukan lorong kecil untuk menyusupkan peluru kendali argumennya.
"Aku harus menariknya, karena dua alasan. Pertama, uang digital akan mengakhiri uang kartal. Kedua, uang digital menggunakan identitas digital."
"Jadi jika uang digital diluncurkan tidak ada lagi uang kertas dan koin?"
"Tidak ada. Semua transaksi langsung menggunakan platform digital."
Guruh memutar brim topinya ke belakang. Diusapnya wajahnya dengan dua belah telapak tangan.
"Kita memiliki KTP digital. Tidak ada alasan untuk khawatir." Menik mencoba meyakinkan diri bahwa diskusi ini dapat diarahkan pada argumennya. Meski ia sudah menyadari bahwa peluru kendali argumennya kini runtuh satu demi satu.
"KTP digital bukan identitas digital,"suara Guruh hampir tidak terdengar.
"Kalau bukan KTP digital lalu apa?", Menik mengejar.
"Identitas digital adalah kode genetika manusia yang sudah diedit."
"Maksudnya?"