“Daaaarr!!! Daaaar!!! suara letusan senapan yang ada di tangan suami Menik menggelegar bersamaan dengan meledaknya sebuah drone yang terbang rendah di atas pepohonan bakau.
Bu Sri tersentak. Kaget. Jantungnya berdetak kencang. Nafasnya terengah-engah. Kedua kakinya gemetar dan tulang belakangnya seakan runtuh melebur bersama otot. Pandangan di depannya gelap. Hanya seberkas cahaya kecil melintas di bahu kirinya. Ia berpaling ke arah cahaya. Lampu tol bersinar redup menjaga perjalanan bus malam. Guru Bisma duduk di sebelahnya sambil menggenggam tangannya.
“Tidur dulu, Bu. Kita baru meninggalkan Kuningan,”suara Guru Bisma berbisik di telinga istrinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H