Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Supaya Tidak Dijebak Oleh Waktu

22 Juni 2016   12:31 Diperbarui: 22 Juni 2016   12:34 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak Menghayati Akan Adanya Yaumul Hisab

Inilah mungkin yang menjadi sebab utama, tidak banyak yang memungkiri bahwa seorang Nabi Muhammad Saw adalah seorang yang memiliki management waktu yang sangat hebat. Mampu merubah jazirah Arab menjadi masyarakat yang bertauhid. Jika dianalisa Itu dikarenakan, Nabi Muhammad benar-benar memiliki spirit ketuhanan yang kuat, nilai-nilai keakhiratan yang senantiasa ia pegang dengan teguh. Wajar jikalau Michael Hart akhirnya menjadikan Rasul sosok yang paling berpengaruh pertama di dunia. Kita pasti tidak asing lagi dengan pernyataannya Rasul bahwa lakukanlah 5 perkara sebelum datangnya 5 perkara yaitu waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, Hidupmu sebelum datang kematianmu.” Jika kita telisik luar biasa benar kandungan dari hadist ini. Secara tersirat makna hadist ini adalah kita harus memanfaatkan waktu dengan betul jika kita berada dalam kondisi beruntung. 

Oleh sebab itu, menurut hemat saya jika kita merasa banyak sekali waktu luang yang masih terasa, maka kita harus rajin-rajin membaca Al-Quran dan mengingat-ingat bahwasannya nantinya jiwa ini akan ditanya Allah, seluruh perbuatan kita nantinya akan dihisab atau dicatat amal kebaikan dan keburukannya. Seperti yang tertulis dalam penggalan surat Al-Haqqah 19-37 dimana disana Allah menggambarkan kondisi manusia nantinya akan terbagi menjadi beberapa golongan dalam menerima buku amalannya.

Solusi dan Penyikapannya

Sudah pasti, setiap hal yang menjadi problematika yang tidak semestinya terjadi. Kita berikan solusi atau pemecahan masalah. Ibaratnya, ini adalah sebagai nasihat bagi kita semua yang ada di dunia. Teringat akan kandungan surat An-nash disebutkan bahwa orang-orang yang merugi adalah orang-orang yang tidak mau beramal shaleh, saling menasehati akan kebenaran, saling menasehati akan kesehatan. Beberapa langkah yang harusnya kita lakukan menurut subjektif penulis adalah

1. Melakukan Penghayatan bahwa Dunia adalah jembatan menuju kehidupan nan abadi

Sama dengan postingan saya sebelumnya, yang membahas pentingnya mengetahui arti dari sebuah kehidupan. Bagi saya seseorang yang berhasil mengetahui dan menghayati makna / arti dari keberadaan kita didunia ini. Bisa memunculkan spirit yang luarbiasa besarnya. Yang akhirnya, memunculkan sikap berhati-hati dengan kehidupan dunia. Ia senantiasa tidak mau terjebak dalam kehidupan dunia ini. Efek ketika seseorang mengetahui dan menghayati keberadaan di dunia sebagai jembatan atau satu langkah mencapai kehidupan nan abadi nantinya adalah orang itu benar-benar mengetahui dan bisa merasakan dengan sendiri bahwa seberapa singkatnya ternyata kehidupan di muka bumi. Dengan begini, akhirnya ia akan senantiasa bijak dalam memanfaatkan waktunya, terutama waktu luangnya. Bahkan refleknya bagaimana caranya waktu yang ia miliki digunakan untuk berbuat kebaikan.

2. Belajar kehidupan dari Tokoh Hebat

Bagi saya, dengan belajar kehidupan dari tokoh hebat, ini nantinya juga bisa menjadi suplemen sekaligus energi untuk akhirnya membuat diri ini termotivasi untuk meniru apa yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh hebat. Tokoh-tokoh hebat disini, bisa siapapun prinsipnya yang diambil hikmah adalah mereka yang sukses dalam melakukan management waktu, sehingga memiliki banyak karya di masyarakat yang berguna dan bisa mengatasi permasalahan dan menciptakan perubahan. Contohnya : sejarah para rasul, Nabi Muhammad, Umar bin Khatab. Atau tokoh-tokoh yang memberi inspirasi kepada dunia seperti Ghandi, Nelson Mandela, Malcom X, Tjokcroaminoto dan masih banyak lagi lainnya.

3. Mempunyai prinsip hidup ‘’orang yang merugi di akhirat adalah orang yang menyia-nyiakan kesempatan atau waktunya untuk hal yang tidak berguna’’.

Kekuatan slogan atau prinsip hidup tidak boleh ditanyai lagi. Lagi-lagi seseorang yang memiliki prinsip hidup itu saya perumpamakan seperti sebuah pohon yang tidak mudah roboh oleh angin atau tidak mudah jatuh terkena terpaan angin. Karena, ditopang oleh akar yang ada didalam tanah. Kuat atau tidaknya akar menopang pohon tersebut, sama dengan teguh atau tidaknya kita dalam memegang prinsip hidup kita. Dengan memiliki prinsip hidup begini maka reflek kita adalah kita akan senantiasa untuk mengalokasikan waktu kita untuk hal-hal yang produktif. Apapaun aktifitas kita, senantiasa kita hubungkan apakah ini akan berguna untuk membangun kehidupan masyarakat ataukah tidak. Harapannya, dalam menentukan aktifitas kehidupan ini, kita juga harus hati-hati. Jangan sampai kita merasionalisasikan aktifitas kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun