Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Pentingnya Memahami untuk Apa Kita Diciptakan

22 Juni 2016   03:27 Diperbarui: 22 Juni 2016   04:49 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Mencari Tahu dan Menghayati Tujuan Hidup

Manusia diberikan ‘’freewill’’ oleh manusia, apakah mau mengikuti jalan yang mengarah kepada kebenaran. Ataukah malah sebaliknya. Terpenting, dalam kacamatan agama Islam, setiap perbuatan dan apapun yang dilakukan oleh manusia nantinya akan dimintai pertanggung jawabannya. Sebagaimana firmannya. Wala ta’fu malaisalaka biilmi. Innas sam’a wal basoroh wal fuadha. Kullu inna anhu mas’ula (Al-Isra : 36). Dan janganlah kamu mengikuti apa-apa yang tidak kamu ketahui tentangnya. Karena, sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggung jawaban. Mencari tahu disini bisa dengan cara apa saja, mencari referensi, berdiskusi dengan ahli, mempelajari petunjuk Allah (Al-Quran)                                                                          

  2. Mempunyai Pengendalian Dirii                                                                                                                                                                                                                   Setelah mencari tahu apa sebenarnya tujuan hidup manusia diciptakan oleh Allah. Maka, langkah selanjutnya adalah manusia atau kita harus mempunyai pengendalian diri yang kuat. Pengendalian diri ini berbicara mengenai bagaimana kita bisa survive (bertahan) tetap berada dalam jalur menjalankan tujuan hidup ini. Jika, kita sudah mengetahui bahwa tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah, karena manusia mempunyai tugas sebagai khalifah fird ardh. Maka, sebisa mungkin kita sudah mempunyai sistem antisipasi, benteng pertahanan, imun dalam jiwa agar tidak mudah terpengaruh, tergoda akan godaan yang sifatnya semu, fana atau sementaraMembuat Plan Kehidupan (Karir, Percintaan dlsb)

3. Menurut hemat penulis, ketika seseorang itu disibukkan dengan hal-hal yang hendak mereka kejar. Ditambah lagi, mereka fokus mengarahkan diri kesana. Maka, hal-hal yang sifatnya tidak berhubungan dengan tujuan hidupnya itu akan ditinggalkan. Seadandainya, ada aktivitas yang itu berhubungan dengan tujuannya, tetapi bernilai kecil. Maka, tidak dijadikan prioritas utama. Sifatnya hanya sekedar alternatif. Misalnya : contoh refreshing dengan teman-teman yang tidak mempunyai tujuan hidup. Jikalau, dirasa refreshing dengan teman teman yang dirasa (tidak) tahu tentang tujuan hidup ini dirasa lebih banyak mudharotnya, dibandingkan sisi positifnya. Maka hal ini bisa ditinggalkan secara alamiah. Namun, jika ada sisi positifnya dan memang sudah diplanning untuk hal yang positif yang ada hubungannya dengan tujuan hidupnya. Maka, bisa saja diusahakan.Misalnya : seseorang yang berkarir di sarana tulis-menulis (membuat tulisan, membuat konsep, ide dsb). Bisa saja, dia membutuhkan waktu refreshing dengan teman SMA yang sebenarnya secara hitung-hitungan mendukung dalam hal pekerjaan atau berhubungan dengan profesi sebenarnya adalah tidak. Namun, bisa saja digunakan sebagai sumber inspirasi dalam membuat karya-karyanya.

Hikmah Pembahasan :

Insyaallah dari solusi dasar diatas, akan bisa merubah kita. Yaitu bisa lebih memaknai arti dari kehidupan yang diberikan Allah kepada kita, bisa sadar akan pentingnya arti kehidupan. Berjuang dalam meraih tujuan hidup. Bahkan, sebisa mungkin kita harus habis-habisan dalam mengejar tujuan hidup ini, selama kita merasa yakin dan memiliki pendasaran yang kuat. Saya ingat pesan dari guru besar Buya Hamka menyampaikan jikalau hidup, hanyalah sekedar kera dirimba juga hidup. Kalau kerja hanya sekedar kerja (bisa saya bahasakan berkarya untuk masyarakat), kerbau disawah juga bekerja.

Artinya adalah menurut saya jika kita semua mengetahui, menghayati dan memperjuangkan tujuan hidup kita. Niscaya, kita akan mengetahui bagaimana bermaknanya hidup kita. Yang terjadi, hidup kita bukan hanya sekedar hidup, tetapi hidup kita menggambarkan tentang tujuan besar dari hidup, inilah yang harusnya kita lakukan bersama.

Wallahuallam bisshawab.

persimpangan-5769a333b79373a91827f899.jpg
persimpangan-5769a333b79373a91827f899.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun