Mohon tunggu...
Rony Anwari
Rony Anwari Mohon Tunggu... Freelancer - saya hanya bapak-bapak rumah tangga biasa yang beranjak menua dengan segudang cita-cita

saya sangat senang dengan olahraga sepakbola terutama timnas sepakbola Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Solusi Pasti melalui Biogas dan Biodigester, Lingkungan Asri dan Cuan Menanti

6 Februari 2024   21:28 Diperbarui: 6 Februari 2024   21:57 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan Biogas (Sumber dok. pribadi)

Mungkin pekerjaan saya sebagai konten kreator yang terkadang mendatangi suatu tempat yang kebanyakan orang merasa enggan dating kesana, tapi bagi saya sedikit banyaknya bisa memberikan pengalaman berharga bahwa masih ada berbagai cara untuk memberikan dampak positif dalam mencegah pamanasan global melalui pemanfaatan energi listrik yang ramah lingkungan. Dan pengalaman ini saya dapatkan di Desa Tarumajaya Ketika bertemu dengan Abah Atep yang merupakan salah satu pengelola Biogas sebagai energi alternatif di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung Jawa Barat.

Desa Tarumajaya merupakan Desa yang terletak sekitar 50 km di selatan Kota Bandung. Desa Tarumajaya yang terletak di kaki Gunung Wayang ini berada di ketinggian antara 1.400 hingga 1.700 m di atas permukaan laut. Sebagai daerah yang memiliki ketinggian sekitar 1000 m di atas permukaan laut, Desa Tarumajaya memiliki potensi besar dalam sektor perkebunan khususnya perkebunan teh, kentang, dan wortel.

Selain perkebunan, Desa Tarumajaya juga menjadi desa peternakan sebagai pemasok susu yang dihasilkan melalui peternakan sapi ke salah satu cabang produsen susu terbesar yang ada di Indonesia. Menurut Abah Atep permukiman warga yang dekat dengan sungai Citarum membuat mudah sebagaian masyarakat dapat membuang limbah rumah tangga maupun limbah kotoran sapi ke dalam Sungai. Tercatat ada sekitar lebih dari 700 peternak di desa ini. setidaknya ditemukan 24 kandang sapi dan sekitar 663 ekor sapi. Sebagian besar peternak masih membuang limbah kotoran sapi ke sungai Citarum. Dari para peternak, diketahui bahwa satu ekor sapi setidaknya membuang kotoran sekitar 15 -- 20kilogram per harinya. Jika dihitung secara sederhana saja maka setidaknya di Desa Tarumajaya ini menghasilkan sekitar 10ton kotoran sapi setiap harinya yang di hanyutkan ke sungai Citarum. Sungguh ini menurut saya menjadi pencemaran lingkungan yang harus dihentikan secepatnya.

Pencemaran yang terus terjadi di aliran sungai Citarum apabila tidak di atasi dengan baik, tak payah menjadikan sungai Citarum tercemar oleh kotoran sapi yang lama kelamaan akan menjadi polusi air di Citarum. Namun, jangan khawatir Abah Atep menyakinkan saya bahwa semenjak tahun 2015 lalu warga desa di berikan bantuan dari mulai peralatan sampai pembinaan oleh pemerintah daerah yang sampai hari ini seluruh peternak di desa Tarumajaya sudah mengalihkan membuang limbah kotoran ke sungai yang kemudian diolah menjadi biogas yang kurang lebih mencapai 100 unit yang sudah dapat di manfaatkan menjadi energi alternatif dan bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dari mulai listrik dan kompor untuk memasak.

Penggalian sarana Biogas (Sumber dok. pribadi)
Penggalian sarana Biogas (Sumber dok. pribadi)

Hal dasar yang saya pelajari dari pengalaman Abah Atep dalam pemanfaatan energi adalah, pemahaman yang benar akan pentingnya energi alternatif yang harus segera di kembangkan oleh pemerintah maupun kelompok masyarakat yang tidak membutuhkan banyak modal seperti biogas, bioetanol, dapat dikembangkan secara individual oleh kelompok masyarakat. Seperti masyarakat di Desa Tarumajaya yang mengembangkan energi alternatif biogas.

Karena energi sendiri merupakan salah satu kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, tidak dapat dipungkiri kebutuhan akan energi pun bertambah. Pasalnya, berbagai aktivitas manusia tidak telepas dari energi. Mulai dari aktivitas sehari-hari seperti dalam rumah tangga, penerangan, hingga pergerakan transportasi, tanpa adanya energi aktivitas kehidupan manusia akan terganggu.Kebutuhan manusia yang terus meningkat tak jarang menimbulkan kerusakan secara tidak langsung untuk lingkungan yang ditempati tak terkecuali soal pasokan energi yang tidak dikelola secara bijak akan berdampak pula pada keberlangsungan hajat orang banyak.

Penggunaan energi sebagai sektor utama terpenting penggerak kehidupan tentunya harus dioptimalkan dengan baik. Manusia sebagai motor penggerak kehidupan mempunyai tugas sebagai penanggung jawab terhadap pasokan energi, dalam hal ini manusia harus memiliki berbagai cara untuk terus melakukan inovasi terbarukan dalam rangka mengelola energi lebih baik untuk kedepannya.

Penyebaran kotoran sapi (Sumber dok. pribadi)
Penyebaran kotoran sapi (Sumber dok. pribadi)

Kebutuhan energi yang setiap tahun terus meningkat tidak dibarengi dengan pasokan ketersediaan energi di muka bumi yang terbatas atau tidak dapat diperbaharui. Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan negara dengan banyak potensial energi yang dapat diperbaharui namun begitu belum banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri dalam upaya menjaga ketahanan kestabilan energi. Terhitung sejak tahun 2013 Indonesia memiliki cadangan terbukti (proven reserve) minyak bumi sekitar 4 miliar barrel, gas bumi sekitar 104 miliar ton cubic feet (tcf) dan batubara sekitar 21 miliar ton. Laju produksi minyak saat ini sekitar 900.000 barrel per hari (bph), gas sekitar 1,5juta barrel setara minyak (bsm), dan batubara 340 juta ton. Sementara konsumsi domestik minyak sekitar 1,3 juta bph, gas 750.000 bsm, dan batubara 67 juta ton. Keadaan seperti ini apabila terus berlanjut akan menyebabkan permasalahan krisis energi.

Dampak dari krisis energi yakni semakin menipisnya cadangan energi di muka bumi yang mengakibatkan berdampak kepada semua aspek. Selain berdampak langsung kepada kegiatan manusia, energi yang tereksploitasi secara besar-besaran melalui proses penggunaan bahan bakar fosil, penggunaan tata guna lahan, limbah industri, dan kebakaran hutan dapat menyebabkan dampak paling bahaya yang biasa disebut sebagai "global warming" atau pemanasan global. Salah satu gejala yang dapat dirasakan saat ini adalah kelangkaan bahan

bakar minyak, seperti minyak tanah, solar, dan bensin. Kondisi ini telah menuntun untuk dilakukan inovasi-inovasi baru yang bertujuan untuk menemukan sumber energi baru yang terbarukan. Oleh karena itu dalam mengatasi krisis energi yang tiap tahun jumlahnya semakin meningkat, energi perlu dilakukan pembaharuan secara terus-menerus melalui inovasi terbarukan untuk kemudian dapat menjadi sumber energi baru yang dapat diperbaharui.

Kembali pada pengalaman yang sudah di terapkan oleh Abah Atep dan peternak lainnya di Desa Tarumajaya, bahwa pemanfaatan energi bisa di peroleh dari hal sederhana yang ada di sekitar kita. Dan saya mendapatkan ide bahwa di lingkungan perumahan saya sepertinya cocok untuk di buatkan energi alternatif dari sisa sampah rumah tangga yang sudah di pilah antara organik dan nonorganik yang bisa dipakai untuk keperluan bahan bakar dan bisa bernilai ekonomis juga.

Biodigester merupakan solusi caraku memanfaatkan energi dengan tetap menjaga kelestaraian lingkungan yang saat ini sangat saya referensikan untuk penanganan limbah rumah tangga dalam skala menengah, contohnya dalam skala lingkungan RT/RW. Biodigester saat ini mudah di dapatkan karena sudah banyak produsen lokal yang menjual alat ini dan bisa langsung digunakan. Nantinya di perumahan yang memiliki kurang lebih 150 kepala keluarga bisa menggunakan 3 sampai 4 alat biodigester secara bergantian yang sementara dapat digunakan untuk memasak dan listrik.

Biodigester merupakan alat yang mengubah sampah organik menjadi gas. Menurut saya penggunaan biodigester adalah solusi untuk mengurangi sampah organik. Selain itu, biodigester menghasilkan energi terbarukan berupa biogas yang dapat digunakan untuk memasak dan kebutuhan energi listrik, serta produknya berupa pupuk cair dan padat.Limbah domestik dibuang ke biodigester dimana gas metana dihasilkan di alat pengolahan. Gas yang dihasilkan alat ini dapat digunakan sebagai bahan bakar memasak. Dari 15 kg sampah dapur, alat ini menghasilkan 1 kg gas metana yang mampu dipakai memasak di dapur selama 2-3 jam. Hasil biodigester ini juga menghasilkan pupuk cair untuk menyuburkan tanaman. Untuk satu mesin biodigester dapat mengolah 15 kg sampah organik menjadi 60 liter pupuk. Hasilnya pupuk cair dapat dijual seharga Rp 6.000 per 1,5 liter.

Demi bisa tercapainya harapan saya dalam mendukung energi untuk lingkungan hidup dan kemajuan Indonesia, maka saya dan keluarga akan memulai satu langkah berarti yaitu mengurangi sampah mulai dari rumah dengan cara memilah sampah organik dan nonorganik. Selain itu saya dan keluarga sudah berkomitmen untuk memanfaatkan air secukupnya, dan mematikan lampu yang tidak terpakai. Semoga di waktu yang akan datang masyarakat Indonesia bisa lebih perduli lagi akan pemanfaatan energi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun