Berikut beberapa istilah/kata yang sudah jarang digunakan oleh sebagian masyarakat Sunda:
1. Sumping (artinya datang/came)
Kebanyakan masyarakat mengatakan “dongkap”. Padahal “dongkap” (sesuai undak usuk basa) hanya digunakan untuk diri sendiri saja. Sedangkan untuk orang lain yang lebih dihormati atau yang lebih tua usianya seharusnya mengatakan “sumping”.
2. Kagungan (mempunyai/have)
Kebanyakan masyarakat mengatakan “gaduh” untuk yang satu ini kepada orang lain. Sedangkan seharusnya kata “gaduh” hanya digunakan untuk diri sendiri. Seharusnya untuk berbicara dengan orang lain menggunakan kata “kagungan”.
3. Ngabantun (membawa/bring)
Kata "ngabantun" sudah jarang digunakan. Kebanyakan masyarakat mengunakan kata “nyandak” yang seharusnya digunakan untuk orang lain.
4. Mios (pergi/go)
Biasanya kebanyakan masyarakat menggunakan kata “angkat”, seharusnya menggunakan kata “mios”. Karena kata “angkat” hanya digunakan untuk orang yang dihomati dan orang yang lebih tua usianya.
5. Rompok (rumah/house)
Biasanya masyarakat mengunakan kata “bumi” untuk diri sendiri yang seharusnya mengunakan kata “rompok/rorompok” untuk menerangkan rumah.
Dari 6 kata/istilah Sunda di atas sepertinya masih banyak lagi yang masih harus kita lestarikan. Dalam kata lain harus dilakukan konservasi terhadap kata atau bahasa tersebut. Konservasi tidak hanya sebatas pohon saja namun budaya nenek moyang kita harus dan wajib kita lestarikan juga.
Maaf jika tulisan saya kurang berkenan. Tak ada maksud apa-apa kecuali mengingatkan saya sendiri akan pentingnya budaya kita yang sangat kaya dan luhur ini. Saya hanya memandang dari segi awam saja dan masih terus belajar menjadi orang Sunda.
Fakta ini saya ambil dan rangkuman dalam kehidupan sehari-hari secara subjektif dari hal-hal objektif. LESTARIKAN BUDAYA DAN BAHASA SUNDA! HATUR NUHUN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H