Mohon tunggu...
Ronsen Pasaribu
Ronsen Pasaribu Mohon Tunggu... PNS -

Dalam hal mengabdi demi ibu pertiwi, tak pernah berpikir untuk berhenti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Takut Akan Tuhan, Solusi Menjauhi Narkoba

17 Maret 2016   11:09 Diperbarui: 17 Maret 2016   12:00 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dharmawan Hutapea. Kemerosotan hidup keberagamaan masyarakat batak saat ini sangat memprihatinkan, mungkin ini alasan HKBP menetapkan tahun ini adalah tahun keluarga, dan bapak dalam sebuah keluarga perannya sangat penting dan menentukan. Tanpa permisi seorang anak tak pulang rumah tak lapor.” Jumlah polisi kan masih kurang, dan akan lebih bagus jika masyarakat ikut membantu polisi lae, di Singapur dan di Israel, rakyat di ke 2 negara adalah informannya Polisi. Bahkan kinerja dari masyarakat di sana sudah seperti polisi benaran tapi tidak ketara. Saya  perhatikan polisi tdk ada terlihat. Tapi bila ada kejadian polisi dengan sangat cepat nongol dan bereaksi menanggulanginya.

Manurung Edison Gordon. Saran saya mari kita dorong kasih semangat ke pihak Kepolisian supaya lebih giat melakukan Razia disetiap daerah. Supaya ruang gerak pengedar dan pemakai semakin sempit.

Noma Garden. Cara saya Untuk mengatasi itu semua usahakan paling sediki sekali dalam seminggu berdoa bersama berpegangan tangan antara orang tua dan anak supaya bisa menghalang virus narkoba di keluarga. Entah itu waktu makan bersama atau duduk santai. Karna orang tua hanya bisa berikan nasehat waktu kita bersama. Selanjutnya mereka sudah di luar jangkauan kita tapi Tuhan sudah berperan atas doa bersama. Amen .

Mangasi Panjaitan. Ketua Dewan Pembina FBBI Menyampaikan bahwa “Anak saya 4 orang, juga semuanya clear. Ketika ditanya resepnya, beliau mengatakan : “ Mungkin tidak jauh beda dengan lae Ronsen Mangaratua Pasaribu dan teman-teman lainnya. Kasih sayang dan perhatian yg penuh. Menjadikan mereka sbg teman. Sebagai anak. Proteksi. Jam pulang sekolah diatur, teman permainannya juga sering diajak kerumah sehingga bisa mengenali lingkungan pergaulannya.

[Harus menjadi seperti inilah yang kita cari ya? Jangan  seperti yang di atas tadi]

Dari sekian banyak teman-teman yang sudah angkat bicara, dapat kita simpulkan bahwa mencegah Narkoba harus kita mulai dari diri sendiri. Jika diri sendiri sudah terbentengi, yang wajib adalah keluarga inti, isitri, anak-anak dan saudara. Melalui pembinaan Keluarga, bila perlu mengatasi jarak. Buatlah  group komunitas keluarga. Supaya bisa menjadi sarana  untuk mengawasi dan sarana komunikasi tiap saat. Begitu juga lingkungan kantor dan RTRW.

Meluas jika semua aman lingkungan terdekat dan baru lingkungan Bangsa dan Negara. Dengan dikawal oleh semua lembaga terutama yang diberikan tugas khusus BNN.
 Garda terakhir dalam pembinaan ini adalah sebagai umat beragama harus Takut pada Tuhan, sebagai tembok terakhir untuk mencegah dan penertiban korban Narkoba.

Bagi yang belum, kami pesan “jangan sampai terpengaruh Narkoba.”

Bagi yang sudah terkena, “kembali dan bertobatlah. Keluargamu menyayangimu”.

Bisa?

Pasti bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun