Mohon tunggu...
Ronny Adolof Buol
Ronny Adolof Buol Mohon Tunggu... Fotografer -

Suka membaca dan hobby motret.

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Komoditi Semakin Turun, Petani Semakin Gelisah

12 Juni 2012   11:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:04 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi ini sangat memiriskan, terutama yang dialami petani. Noldy (46) salah satu petani pala di Sitaro mengungkapkan, "tidak ada pilihan lain selain menjualnya, walaupun kadang harus memetik buah pala yang belum layak, desakan kebutuhan ekonomi tidak bisa ditolak," ungkapnya pada Selasa, 12 Juni.

Padahal menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) pada sepanjang Mei 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) nasional masih menunjukkan kenaikan sebesar 0,06% dibanding NTP bulan April.

"Naiknya NTP Mei 2012 karena naiknya indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih tinggi dibandingkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian," kata Kepala BPS Suryamin, seperti yang dikutip Kontan Online beberapa waktu lalu.

Namun menurut catatan BPS Sulut sepanjang bulan Mei 2012 terjadi penurunan berbagai harga komoditas yang menyebabkan Kota Manado mengalami deflasi sebesar 0,84 persen.

Keprihatinan merosotnya harga berbagai komoditas ini patut segera diantisipasi oleh berbagai pihak yang berkompotenan. Pasalnya seperti yang diprediksi pedagang pengumpul di Pasar Karombasan, penurunan harga cengkeh masih akan terus berlangsung hingga September nanti. "Kami memperkirakan cengkeh bisa menyentuh Rp 50.000 per kilogram, hal ini dikarenakan ada pabrik rokok menghentikan pembelian disebabkan stok yang melimpah."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun