Sahut Aida, sambil mendekati adik kecil itu, dengan jilbab putih yang lebar menjulur sampai ke betisnya, sangat terlihat anggun ketika mata memandangnya.
Di setiap kali Aida berpapasan dengan lawan jenis, yang sebaya dengannya. Dia selalu menundukkan pandangan. Aida memang anak yang rajin, bahkan dia rela mengorbankan waktu untuk membantu mengerjakan tugas adik-adik yang ada di asrama. Aida merupakan santri yang cerdas.
Jadi kalau adik-adik asrama ada PR (pekerjaan rumah) dari sekolah, pasti mereka mencari-cari ukhti Aida untuk membantu mengerjakan PR mereka. Dan Aida merupakan salah satu santri terbaik di asrama Rumah Yatim Ibadurrahman.
Yang membuat para pembina dan santri lainnya kagum padanya, adalah dia yang selalu bangun sekita jam 03.00 subuh.
Salah satu anak asrama yang ikhwan, yang bernama Herman akmal. Dia biasa di panggil akhi Herman. Dia merupakan santri terbaik juga, yang masih sekolah SMA, sama seperti Aida. Herman adalah kakak kelas Aida kalau di SMA, karena mereka satu SMA. Di asrama Herman merupakan santri terbaik kedua.
Jadi siapa santri terbaik pertama?
Sosok yang berjilbab besar yang terlihat anggun. Yap benar, Aida lah santri terbaik pertama. Karena dia sangat pantas, menyandang predikat santri teladan. Dengan kebiasaannya sehari-hari yang begitu rajin.
Mereka hampir setiap hari berlomba-lomba dalam kebaikan. Di suatu subuh Herman seperti biasanya bangun untuk bermunajat, kepada sang pencipta alam semesta ini, dan dia membuka pintu asrama, untuk menuju ke kamar mandi, agar bersiap-siap untuk melaksanakan shalat tahajjud.
Sosok pertama yang selalu dia lihat adalah sosok yang tinggi tegap, dengan berjalan menunduk kebawah, dengan jilbab yang berkibar di tiup angin subuh yang tidak begitu kencang. Dialah Aida Humairah, yang sedang berjalan menuju ke masjid, untuk menunggu shalat subuh tiba. Bersama adik-adik yang akhwat, yang mengikutinya dari belakang, dalam keadaan terkantuk-kantuk.
Karena kebetulan pintu asrama ikhwannya menghadap ke jalan. Jadi bisa terlihat siapa saja yang mau pergi ke masjid, karena masjid tidak begitu jauh dari asrama ikhwan. Ketika Herman mau melangkah ke kamar mandi, karena kamar mandi yang yang ikhwan berada di luar kamar tidur.
Ada sosok yang tinggi tegap dan berjilbab besar yang menjulur kebadannya, memanggil Herman.