Mengapa Dangdut Layak diakui oleh UNESCO
Indonesia memiliki tanah yang subur dengan keberagaman budaya, telah menciptakan sebuah fenomena musik yang khas dan memikat hati: Dangdut. Dangdut bukan sekadar alunan musik, melainkan manifestasi dari keragaman budaya dan perpaduan unsur tradisional dengan sentuhan modern. Sebagai representasi kekayaan seni musik Indonesia, Dangdut layak diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.
Keberagaman budaya di seluruh dunia adalah harta yang tak ternilai. Di dalamnya tersimpan seni, tradisi, dan kearifan lokal yang menggambarkan kekayaan manusia. Namun, di balik keindahan ini, sering kali terdapat perjuangan untuk mendapatkan pengakuan yang pantas. Fenomena ini tidak terlepas dari perjalanan seni dan budaya untuk diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Seiring waktu, banyak elemen budaya yang telah menjadi penanda identitas suatu masyarakat dan melintasi batas geografis. Proses pengakuan sebagai warisan budaya dunia bukanlah sekadar penghargaan, tetapi juga sebuah langkah untuk menjaga dan memelihara keberlanjutan keberagaman budaya. Artikel ini akan membahas perjalanan seni dan budaya menuju pengakuan sebagai warisan budaya dunia, dengan fokus pada keindahan yang terkandung di dalamnya serta tantangan dan perjuangan yang melekat.
1. Kesenian yang Merepresentasikan Keberagaman
Dangdut yang muncul di Indonesia pada akhir 1960-an, memadukan unsur-unsur musik Melayu, India, Arab, dan Indonesia. Dengan perpaduan alat musik tradisional dan modern, serta lirik yang mencerminkan realitas kehidupan sehari-hari, Dangdut menjadi kanvas yang merepresentasikan keberagaman budaya Indonesia.
Keberagaman dalam Dangdut bukan hanya terbatas pada pengaruh musiknya, tetapi juga tercermin dalam kreativitas dan tema liriknya. Dangdut sering kali mengangkat cerita-cerita yang berkisah tentang kehidupan sehari-hari, cinta, dan kearifan lokal. Dengan begitu, Dangdut tidak hanya menjadi wadah untuk penggalian kekayaan melodi, tetapi juga sarana ekspresi budaya yang mendalam. Bentuk Dangdut yang berkembang seiring waktu juga mencerminkan adaptasi terhadap perubahan zaman. Dari penggunaan alat musik tradisional hingga penambahan instrumen modern seperti keyboard, gitar listrik, dan drum, Dangdut mampu memadukan tradisi dengan modernitas tanpa kehilangan esensi keindahan budayanya.
Dangdut bukan hanya musik; ia adalah simbol identitas bangsa. Menjadi saluran ekspresi untuk masyarakat dari berbagai lapisan sosial, Dangdut berhasil membangun jembatan kebersamaan di tengah keberagaman. Kehadirannya melintasi batas sosial dan ekonomi, menjadi sarana yang menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dalam kesenangan bersama terhadap melodi dan ritme yang menghibur. Dalam konteks global, Dangdut bukan hanya menjadi warisan budaya Indonesia, tetapi juga mewakili kontribusi Indonesia terhadap dunia seni musik internasional. Penyanyi Dangdut yang memperoleh popularitas dan pengakuan di tingkat global tidak hanya membawa nama mereka sendiri tetapi juga memperkenalkan keindahan seni Dangdut ke panggung internasional.
Namun perjalanan Dangdut untuk diakui sebagai warisan budaya dunia juga diiringi oleh sejumlah tantangan. Stereotip dan pandangan miring terhadap genre ini masih menjadi penghalang menuju pengakuan resmi dari UNESCO. Oleh karena itu, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan seiring waktu menjadi suatu realitas yang tak terhindarkan.
2. Simbol Identitas Bangsa
Dangdut bukan hanya musik, tetapi juga simbol identitas bangsa. Ia mencerminkan semangat gotong-royong dan kebersamaan, sekaligus merayakan pluralitas Indonesia. Dangdut menjadi saluran ekspresi untuk masyarakat dari berbagai lapisan sosial, mempersatukan mereka melalui irama dan lirik yang dapat dirasakan bersama.
Dangdut, sebagai Simbol Identitas Bangsa, tidak hanya berkibar di atas panggung, tetapi juga dalam hati setiap individu yang merayakannya. Ia menjadi suara Indonesia yang membangkitkan kebanggaan, menciptakan kebersamaan, dan merangkai kisah kehidupan yang mendalam. Dangdut, dalam segala keunikan dan keindahannya, menempatkan dirinya sebagai landasan yang kuat bagi identitas dan keberagaman budaya Indonesia yang mempesona.
3. Tantangan dan Perjuangan
Dangdut perlu menjaga keaslian dan integritasnya saat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Memahami bagaimana menyelaraskan inovasi dan modernitas tanpa kehilangan akar tradisional dapat menjadi perjuangan agar Dangdut tetap dihargai oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.Untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO, dibutuhkan pemahaman dan dukungan global terhadap nilai seni dan budaya Dangdut. Proses ini memerlukan kerja sama antara pemerintah, komunitas seniman, dan masyarakat secara keseluruhan untuk memberikan pengetahuan yang komprehensif tentang keindahan dan kekayaan Dangdut. Walaupun memiliki popularitas yang besar di tingkat nasional, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO tidaklah mudah. Dangdut dihadapkan pada stereotip dan pandangan miring, tetapi sebagai seni yang memiliki kesejajaran dengan musik-musik tradisional dunia, haknya untuk diakui sebagai warisan budaya dunia sepatutnya dihormati.
Meskipun penuh dengan tantangan, perjuangan untuk mendapatkan pengakuan dari UNESCO bukan hanya untuk Dangdut sebagai genre musik, tetapi juga untuk mengangkat martabat budaya Indonesia secara keseluruhan. Dengan langkah-langkah yang strategis, kesadaran global yang meningkat, dan dukungan lintas sektor, Dangdut memiliki potensi besar untuk menembus batasan dan diterima sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan warisan budaya dunia.
4. Langkah Menuju UNESCO
Dalam mewujudkan pengakuan ini, pemerintah dan pihak terkait perlu bekerja sama untuk menyusun nominasi resmi yang memadukan aspek seni, budaya, dan sejarah Dangdut. Pendekatan ini akan memberikan gambaran komprehensif tentang kekayaan warisan budaya yang dimiliki oleh Dangdut.
"Dangdut adalah musik yang sangat diminati, sehingga sepantasnya dijadikan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang diusulkan ke UNESCO," ujar Rhoma Irama ditemui di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat pada Senin (11/12/2023).
Kini, proses Dangdut Goes to UNESCO tengah menunggu pengesahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Â Bersamaan dengan hal tersebut, Rhoma Irama sekaligus membentuk Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI) dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa. Rhoma Irama menerangkan, PAMDI sebenarnya hanya nama baru dari organisasi sebelumnya, Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI).
"Kami bentuk kepengurusan PAMDI agar musik dangdut sampai ke pelosok Tanah Air," terang musisi 77 tahun ini.
Perjuangan Rhoma Irama bersama sejumlah pedangdut agar genre ini menjadi warisan budaya yang tercatat di UNESCO ini juga mendapat dukungan dari anggota DPR RI Komisi X, Nuroji.
"Tentu, keberadaan saya di sini untuk mendukung pak Haji Rhoma Irama untuk proses pengesahan Dangdut Goes to UNESCO," ucapnya.
Kecintaan Rhoma Irama pada dangdut sudah berlangsung sejak 1960-an. Meski awalnya berada dalam band orkes Melayu. Namun di sinilah kemudian hadir kecintaan Rhoma Irama kepada dangdut. Selanjutnya, ia membentuk Soneta Band yang beraliran musik dangdut. 10 tahun berkarier, Rhoma Irama dinobatkan sebagai Raja Dangdut. Lewat dangdut pula, musisi yang lahir dengan nama Raden Irama ini pergi ke luar negeri. Rhoma Irama membawa dangdut ke Malaysia, Singapura hingga Brunei Darussalam. Puluhan album pun tercipta, dari dangdut hingga genre lain. Rhoma Irama juga tidak jarang membawa dangdut dalam film yang dimainkan. Rhoma Irama juga menyabet sejumlah penghargaan. Lagu Mirasantika menjadi pembuka dirinya meraih Artis Solo Pria Dangdut Terbaik di AMI Awards (1997).
Dangdut, yang telah melalui perjalanan panjang sebagai salah satu bentuk seni musik paling populer di Indonesia, layak untuk diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Sebagai medium yang mencerminkan keberagaman, identitas bangsa, dan perpaduan tradisi dengan modernitas, Dangdut memainkan peran kunci dalam memperkaya panorama seni musik global. Dengan upaya bersama dari pemerintah dan masyarakat, langkah ini bukan hanya untuk Dangdut tetapi juga untuk memperkuat posisi Indonesia dalam panggung budaya dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI