Penerapan pembelajaran berdiferensiasi dapat menggunakan tiga strategi, yaitu:
1. Diferensiasi Konten
Diferensiasi konten dilakukan dengan menyiapkan pilihan bahan belajar bagi murid dengan mempertimbangkan kebutuhan murid dilihat dari kesiapan belajar secara konkret -- abstrak, minat belajar murid, dan profil belajar murid. Guru menyiapkan materi sesuai gaya belajar murid, baik auditori, visual, atau kinestetik. Guru juga perlu memikirkan kecerdasan majemuk yang dimiliki murid dalam mempersiapkan konten pembelajaran.
2. Diferensiasi Proses
Pada proses pembelajaran, pembelajaran berdiferensiasi memberi kesempatan kepada murid untuk mendapatkan pengalaman belajar yang sesuai dengan minat. Guru berusaha untuk membantu murid memahami materi pembelajaran dengan memberi beberapa kegiatan berbeda sesuai kebutuhan murid. Misalnya berkelompok, individu, pengamatan lapangan, membaca, atau scaffolding bagi murid yang membutuhkan.
3. Diferensiasi Produk
Produk yang dimaksud merujuk kepada hasil yang didapatkan murid setelah proses pembelajaran, baik berupa hasil tes, video, bahan presentasi atau diskusi, infografis, pertunjukkan, pidato, diagram, puisi, dan lainnya yang mencerminkan pemahaman murid dari tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kaitan antar materi dengan modul sebelumnya yaitu:
Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) tentang Merdeka Belajar dapat dilakukan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Berdasarkan pemikiran KHD pendidikan adalah menuntun anak sesuai kodrat alam dan zaman dengan berpihak pada anak sesuai perkembangan minat, bakat dan potensi anak. Hal ini erat kaitannya dengan pembelajaran berdiferensiasi yang bertujuan memberikan pengalaman belajar kepada anak dengan cara memetakan dan menyesuaikan dengan kebutuhan murid sesuai kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar anak.
Kaitan dengan Nilai dan peran Guru penggerak. Pembelajaran berdiferensiasi dapat mewujudkan Merdeka Belajar apabila seorang guru telah memahami dan memiliki nilai guru penggerak dan menerapkan peran guru penggerak. Nilai guru penggerak yang meliputi mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, berpihak pada murid dan peran guru penggerak untuk menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, dan mewujudkan kepemimpinan murid menjadi faktor penting untuk dapat secara maksimal menerpakan pembelajaran berdiferensiasi.
Kaitan dengan visi guru penggerak, Pembelajaran berdiferensiasi adalah langkah konkret bbagi seorang guru penggerak untuk mematangkan dan menguji coba visi dalam mewujudkan merdeka belajar yang sesuai Profil Pelajar Pancasila. Melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada anak yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi menyesuaikan kebutuhan belajar anak berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Untuk menciptakan pembelajaran berdiferensiasi yang maksimal, guru harus mampu berkolaborasi dan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki oleh sekolah sehingga dapat mendukung terwujudnya visi, baik visi guru penggerak atau visi sekolah secara umum.