Mohon tunggu...
Roni Aldi
Roni Aldi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Petani

Labuan Bajo

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori Emotional inteligence Dari Daniel Goleman

19 Januari 2025   19:20 Diperbarui: 19 Januari 2025   19:20 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori Emotional Intelligence oleh Daniel Goleman

Emotional Intelligence (EI), atau kecerdasan emosional, adalah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Daniel Goleman dalam bukunya yang terkenal, Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ (1995). Goleman mengemukakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi---baik emosi diri sendiri maupun orang lain---memiliki peran penting dalam kesuksesan pribadi dan profesional, bahkan lebih penting daripada kecerdasan intelektual (IQ).

Dalam teorinya, Goleman mengidentifikasi lima komponen utama dari kecerdasan emosional: kesadaran diri (self-awareness), pengelolaan diri (self-regulation), motivasi intrinsik (motivation), empati (empathy), dan keterampilan sosial (social skills). Berikut adalah penjelasan mendalam tentang masing-masing komponen tersebut:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)

Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri. Orang dengan kesadaran diri yang tinggi dapat mengenali perasaan mereka, memahami dampaknya terhadap tindakan dan keputusan, serta memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan mereka. Misalnya, seseorang yang sadar diri mampu menyadari bahwa mereka sedang merasa marah, sehingga dapat mengontrol respons emosionalnya sebelum bereaksi secara impulsif.

Kesadaran diri juga melibatkan self-confidence atau keyakinan terhadap diri sendiri. Orang yang sadar diri biasanya memiliki kepercayaan diri yang kuat karena mereka memahami potensi dan keterbatasan mereka dengan jelas.

2. Pengelolaan Diri (Self-Regulation)

Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan emosi negatif seperti kemarahan, frustrasi, atau kecemasan, serta mengarahkan emosi tersebut ke arah yang lebih produktif. Dalam situasi penuh tekanan, seseorang dengan kemampuan pengelolaan diri yang baik dapat tetap tenang dan fokus.

Menurut Goleman, pengelolaan diri mencakup:

Pengendalian diri (self-control) untuk menghindari tindakan impulsif.

Keandalan (trustworthiness) atau kemampuan untuk bersikap konsisten dan dapat dipercaya.

Adaptabilitas (adaptability) dalam menghadapi perubahan atau tantangan.

Inisiatif untuk mengambil tindakan proaktif dalam mengatasi masalah.

3. Motivasi Intrinsik (Motivation)

Motivasi dalam konteks kecerdasan emosional mengacu pada dorongan internal untuk mencapai tujuan, bukan karena imbalan eksternal seperti uang atau pengakuan. Orang dengan motivasi intrinsik memiliki semangat, optimisme, dan determinasi untuk terus berusaha, bahkan dalam menghadapi kegagalan.

Goleman menekankan bahwa motivasi intrinsik melibatkan:

Komitmen terhadap tujuan pribadi dan profesional.

Orientasi pada pencapaian yang berarti keinginan untuk terus meningkatkan diri.

Optimisme yang membantu seseorang tetap percaya diri meskipun menghadapi tantangan.

4. Empati (Empathy)

Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain. Ini memungkinkan seseorang untuk membangun hubungan yang lebih baik, terutama dalam situasi yang memerlukan komunikasi dan kolaborasi.

Dalam dunia profesional, empati sangat penting, terutama bagi pemimpin. Pemimpin yang empati dapat memahami kebutuhan, kekhawatiran, dan aspirasi tim mereka, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih suportif. Empati juga membantu seseorang untuk menangani konflik secara lebih efektif dan membangun kepercayaan dengan orang lain.

5. Keterampilan Sosial (Social Skills)

Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk berinteraksi, membangun hubungan, dan bekerja sama dengan orang lain secara efektif. Orang dengan keterampilan sosial yang baik biasanya memiliki kemampuan komunikasi yang kuat, kemampuan memengaruhi, dan keahlian dalam membangun jaringan sosial.

Dalam dunia kerja, keterampilan sosial mencakup kemampuan seperti:

Kepemimpinan, yaitu kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain.

Kolaborasi, yaitu bekerja sama dalam tim untuk mencapai tujuan bersama.

Kemampuan memecahkan konflik dengan cara yang konstruktif.

Pentingnya Emotional Intelligence

Menurut Goleman, kecerdasan emosional memiliki pengaruh besar terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan interpersonal, pengambilan keputusan, dan kepemimpinan. Orang dengan EI yang tinggi lebih mampu menangani stres, berkomunikasi secara efektif, dan membangun hubungan yang bermakna.

Di dunia kerja, Goleman menemukan bahwa EI merupakan salah satu prediktor utama kesuksesan. Bahkan, dalam beberapa kasus, kecerdasan emosional lebih penting daripada IQ atau keterampilan teknis. Hal ini karena EI berperan dalam menciptakan suasana kerja yang harmonis, meningkatkan produktivitas tim, dan memperkuat hubungan dengan pelanggan atau mitra bisnis.

Cara Mengembangkan Emotional Intelligence

Berikut adalah beberapa cara untuk meningkatkan kecerdasan emosional:

1. Latih Kesadaran Diri: Lakukan refleksi diri setiap hari untuk mengenali emosi dan pola pikir Anda.

2. Kelola Emosi dengan Baik: Gunakan teknik seperti meditasi atau pernapasan mendalam untuk mengontrol stres.

3. Tingkatkan Empati: Dengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan cobalah memahami sudut pandang mereka.

4. Bangun Hubungan Sosial: Luangkan waktu untuk memperkuat hubungan dengan orang-orang di sekitar Anda.

5. Terus Belajar: Ikuti pelatihan atau baca buku tentang kecerdasan emosional untuk memperdalam pemahaman Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun