Mereka berdua berjalan. Pak haji di depan berjalan dengan tergesa. Sementara itu pak Khus terlihat hampir kewalahan  mengimbangi kecepatan berjalannya. Karena pak Khus sudah tidak bisa berjalan dengan normal. Kaki kanannya tidak bisa ditekuk sejak kecelakaan yang membuatnya koma tersebut.  Sehingga dia berjalan dengan tertatih-tatih.
Sesampainya di tempat wudu tersebut. Pak haji terdiam dan memandang ke sekelilingnya berdiri. Pak Khus terlihat heran dengan sikap pak haji tersebut. disana memang terlihat beberapa helai daun pohon yang masih hijau. tapi tidak ada satupun pohon yang roboh disana. Pak haji terus melihat kesekililingnya kemudian dia melihat ke arah pepohonan. Tiba tiba...
"Subhanallah!...."Â Pak haji berkata spontan. Kemudian dia bersujud.
Melihat itu, pak Khus keheranan. Dia tidak mengerti dengan apa yang dilakukan pak haji. dia hanya diam dan melihat saja. Pak Khus kemudian melihat ke sekelilingnya, tapi tidak ada yang aneh. Sehingga dia hanya diam dan menunggu pak haji saja yang menjelaskan semuanya.
"Ada apa Pak Haji?"
Pak Khus bertanya dengan ragu. Setelah melihat pak haji bangun dari sujudnya. Pak haji tidak langsung menjawab, dia hanya melihat tajam ke arah pak Khus, kemudian dia mengatur nafas. Dengan senyuman dan nafas yang teratur, pak haji berkata perlahan.
"Subhanalloh... bersyukurlah Pak Khus. Mungkin bapak telah diperlihatkan dengan salah satu keajaiban lagi..."
"Maksud Pak Haji? Keajaiban apa pak?" Pak Khus bertanya dengan sangat penasaran.
"Hmm... Dulu saya pernah mendengar dari kakek saya. Bahwa sesekali pepohonan di sekitar sini bersujud pada saat malam yang diyakini kakek saya sebagai malam Lailatul Qadar. Dan sekarang mungkin Pak Khus yang bisa menyaksikannya kembali..."
"Maksudnya? Saya semakin tidak mengerti nih Pak"
"Lihatlah ke pucuk pohon itu..."