"Sampai kapan? Lho terus gimana dengan keluarga bapak?"
Pak haji memotong pembicaraan pria yang ada di depannya itu. Sementara itu, anak dan istri pak haji sedang sibuk membereskan piring dan makanan sisa mereka makan tadi. Pria tersebut kini menunduk dan menyiapkan lagi kata katanya yang terpotong tadi.
"Saya ingin di masjid ini saja Pak Haji. Sampai saya meninggal..."
Mendengar perkataan itu, pak haji terdiam. Dengan tajam dia menatap ke arah pria itu. terlihat kepasrahan dan ketulusan dari sikapnya berbicara. Tubuhnya yang agak membungkuk karena kecelakaan itu sepertinya telah memberikan sebuah guncangan yang hebat. Pak haji sendiri mengetahui, bahwa sebelumnya pria yang di hadapannya ini tidak seperti itu.
"Keluarga saya kan sudah meninggal semua Pak Haji. Dan justru pada saat itulah saya diberikan sebuah peringatan. Karena pada saat koma itu, saya seolah bermimpi melihat sebuah kumpulan orang orang yang sedang di siksa. Saat itulah saya menyimpulkan, mungkin itulah neraka yang disebut sebut itu. Dan saya melihat... semua keluarga saya ada di sana Pak Haji. Dan..."
Belum selesai berbicara, pria itu kemudian menangis perlahan. Dia mengingat sesuatu yang membuatnya tak kuasa menahan air mata. Pak haji hanya diam, dia sepertinya ingin berkata sesuatu. tapi menunggu saat pria itu berhenti menangis.
"Subhanallah... Mungkin itulah yang membuat Pak Khus sekarang gemar sekali tinggal di masjid ini. Bersyukurlah Pak! Itulah sebuah pertanda bahwa Pak Khus disayang dan diperhatikan Alloh dengan penggambaran pada saat bapak koma itu"
"Oh iya Pak. Kebetulan tadi anak saya bawa peci baru. Dan saya melihat sepertinya ini lebih cocok buat pak Khus. Karena yang Pak Khus pakai sekarang terlalu besar. Cobalah pak, in pasti lebih nyaman dipakainya."
Pak haji kemudian menyodorkan sebuah kotak berisi peci baru kepada pak Khus. Perlahan pak Khus menerima dan membukanya, kemudian dia membuak peci yang dikenakannya. Dan dia sepertinya merasa nyaman sekali dengan peci yang baru di terimanya. Karena ukurannya pas, tidak seperti  sebelumnya  yang menggunakan ukuran terlalu besar.
"Waah terima kasih banyak ini Pak Haji. Ini lebih cocok ukurannya."
Pak Khus tersenyum. Pak haji juga terlihat senang karena pak Khus menyukai peci barunya. Mereka kemudian mengobrol sebentar, sebelum akhirnya pak Khus berpamitan untuk mengambil wudu, karena dia ingin beri'tikaf  di masjid.