Pergerakan juga tak terlepas dari rasa kecewa karena banyak kritik yang tak tersampaikan serta  tidak diimplementasikan  oleh pemerintah, saat itulah dibutuhkannya sebuah pergerakan yang konsisten hingga aspirasi kita bisa tersampaikan.
Jika pemimpin kita tidak bisa konsisten dan tidak bisa mempertahankan sebuah pergerakan  akan terasa menjadi sebuah kesia-siaan dimata anggota, perlahan-lahan organ akan redup, mulai hilangnya satu persatu anggota, disinilah rasa menang sang penguasa yang zolim timbul
Dapat kita bayangan ketika penguasa melihat Televisi, bahwasanya jajaranya berhasil mengkondisikan masa aksi, lalu penguasa berkata "begini saja kemapuan kalian" Sembari tersenyum.
Secara langsung dan tidak langsung penguasa meremehkan kita, sejatinya pemimpin tidak ada yang ingin diremehkan, maka dari sekarang pemimpin-pemimpin organ bertobat dan bersiap  untuk tidak menjual idealisme, moralitas dan spiritualnya.
Saat ini juga kita katakan dan kita teriakan bahwa kawan-kawan yang mentalitas pergerakannya redup kita terangkan dan kita buktikan, kita tetap konsisten dalam pergerakan, saat ini juga kita lakukan PSBB (Pembangkangan Sipil Bersekal Besar) serta menolak rezim yang tidak mendengarkan aspirasi rakyat.
Hidup Rakyat yang melawan!!!
Tangerang, 14 November 2020
Roni ADP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H