Mohon tunggu...
Rona Riyya Rifqi
Rona Riyya Rifqi Mohon Tunggu... -

menuai karya dan prestasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mawar Gadis

16 Mei 2015   05:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gadis adalah tipe gadis yang tidak begitu memikirkan hal-hal yang dirasanya tidak penting, ia hanya ingin fokus pada keinginannya untuk menjadi pianis. Sebenarnya tidak sedikit lelaki yang mengejarnya, tapi ia selalu menganggap bahwa semua adalah teman, ia belum siap untuk memiliki ‘teman lelaki’ dan salah satu alasan yang bisa membuatku merinding adalah “aku sudah cukup bahagia punya sahabat yang selaluuu merubahku menjadi gadis yang lebih baik Galang, aku juga ngga pingin kamu nanti merasa terbengkalai kalo aku udah punya pacar hehe” ia terkekeh. Sungguh kalimatnya memberikan efek luar biasa pada hatiku, meski ia mungkin tidak menyadari perubahan mimik wajahku.Dibalik sifat slengekannya Ia adalah gadis yang berprinsip kuat, energik dan penuh semangat. Semakin dalam aku mengenal sosoknya, aku tidak hanya mencintai dan menyayanginya, lebih dari itu aku sangat mengaguminya.

Minggu pagi adalah jadwal kami jogging disekitar komplek, setelah merasa letih kami akan singgah di taman seraya membincangkan hal-hal baru disekitar kami, Gadis juga tak lupa menyelipkan rasa penasarannya tentang kiriman mawar yang ia dapat tiap minggu itu, apalagi saat hari ulang tahunnya, halamannya akan dipenuhi oleh bunga-bunga mawar yang segar nan indah.

“heran deh lang, aku tuh sampe sekarang masih belum tahu siapa pengirimnyaa..” ucapnya disela kunyahan twist yang kami beli didepan komplek tadi “padalah aku udah diem-diem ngecek sebelum shubuh, setiaaap hari minggu” lanjutnya, lalu ia memenuhi mulutnya dengan twist yang tersisa.

Aku hanya diam mendengar ocehan demi ocehan yang keluar dari bibir manisnya sambil tersenyum, iyalah dis.. aku kan naronya malem. Terimakasih sudah disini, bersamaku..

∞∞

Lamunanku kembali..

Satu persatu nama-nama telah disebut, hingga acara yang terakhir yakni sasmbutan dari beberapa tokoh, yang berisi petuah-petuah untuk terus melanjutkan prestasi dan perjuangan-perjuangan kami.

Mataku menangkap Gadis yang masih sibuk berfoto dengan teman-teman nya di barisan kelas sebelah, ia tak tampak sedih, karena impiannya tinggal selangkah lagi. Sejak SMP ia sudah berlatih keras menjadi pianis terkenal, ia ingin meneruskan perjuangan ibunya untuk mengharumkan nama Bangsa, sesekali aku menemaninya berlatih, dan aku tidak pernah bosan karena ia mampu menciptakan nada-nada indah lewat barisan nuts piano, tangannya begitu lihai menari diatasnya. Dadaku berdebar tak karuan saat itu, tapi bersamaan dengan itu hatiku damai melihat Gadis menikmati saat-saat dimana ia memainkan piano,

Suatu kali kutanya mengapa ia terlihat begitu damai dan sangat menikmati ketika memainkan piano, ia menjelaskan dengan mata berbinar “karena saat nuts mulai kutekan dan muncul nada-nada, aku merasa ibulah yang menuntunku, aku merasa ibu ada bersamaku lang” sedetik kemudian air matanya meleleh.

“hei!!” sebuah tangan menepuk pundakku, ternyata Izar. Aku menoleh seraya menaikan alis.

“besok lo check up kan? Bokap gue minta salamin ke lo, buat terus semangat, penyakit itu harus dilawan dengan semangat bro!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun