Atau bisa jadi pula, orang yang punya hobi baru pada sneakers ini malah nantinya akan menjadi mata pencaharian baru yang menghidupi dia serta keluarga-nya. Dan coba, bisa jadi orang yang seringkali ke restoran dan foto-foto pada akhirnua malah akan membuat si restoran menjadi dikenal di media sosial dan lambat laun malah bisa menaikkan penjualannya.
Atau ketika kita melihat Instatraveler tersebut, malah berakhir dengan ia menjadi duta atau selebgram yang berkontribusi untuk menarik minat turis datang melancong ke Indonesia. Dan yang terakhir bisa jadi, teman kita yang rohani hidupnya tersebut sedang berusaha memberkati orang-orang dengan postingannya. Yang bisa jadi postingan tersebut adalah satu dari sekian banyak usaha yang dia lakukan di dalam mengisi kesehariannya dengan harapan, doa dan pemikiran positif.
Sejatinya, Instagram memang begitu banyak merubah hidup, perilaku serta kebiasaan kita sehari-hari. Mungkin kalau merubah ke arah positif adalah sesuatu yang baik, tapi akan lebih berbahaya adalah jika kemudian media sosial mulai mengacau pola pikir kita. Tapi, itu dari perspektif satunya, jika kita melihat secara lebih luas, entah itu baik atau buruknya Instagram mengubah hidup anda dan saya, kendalinya tetap ada di masing-masing Individu. Setidaknya itu, point of view yang saya dapatkan ketika berbicang dengan adik kelas saya yang sedang menjalani studi psikologi.
Maka, pernah ada anekdot yang bunyinya kurang lebih seperti ini.
"Kalau Lihat Instagram, isinya orang kaya semua ya?"
Saya haqul yakin, diantara anda mugkin ada yang berpikiran seperti itu, sebenarnya sederhana saja cara pikirnya, kalau mereka influencer maka mereka akan selalu membuata konten-konten menarik untuk menarik minat orang untuk datang dan mengunjungi profil Instagramnya. Hidup ini Saudara, bagi influencer yang sekedarnya saja dan kontennya juga biasa saja, pasti akan kalah dan terkena seleksi algoritma.
Mungkin betul, coba cek gallery anda, bisa jadi diisi dengan foto-foto instagramable yang sudah sejak lama anda fotonya, namun hal itu bukan berarti dia jalan-jalan setiap hari. Karena bisa jadi dia baru ngepost foto-foto itu di rumah, saat sedang santai-santai di atas kasur. Tapi dia harus mencitrakannya seperti itu karena dia berkomitmen pada tema, konsep, atau personal brandingnya.Â
Hidup kita sekarnag penting untuk bisa punya kesadaran diri. Untuk lebih melek apakah perubahan di dalam diri kita cenderung ke arah yang baik atau justru sebaliknya. Itu yang saya sadari, dulu di akun saya, kalau mau dikata seperti akun -akun politisi, yang kerjanya ngepost kegiatan masyarakat dan disertai dengan caption-caption perjuangan. Tapi, saya harus merubah itu, sudah hampir 5 tahun ini, akun Instagram saya rubah menjadi tempat untuk posting hal-hal lucu, audience saya banyak anak muda yang menjadi pengikut saya, maka setidaknya tidak boleh banyak-banyak yang serius, harus yang tidak serius. Agar ada tawa setiap melihat postingan saya.Â
Hasilnya sangat luar biasa, sangat menggembirakan, I have much less following, but much more meaningful conversations. To those who DM/ shared my article / reply my story. Pada akhirnya saya semakin sadar, inilah indahnya sosial media, ketika kira berusaha membuat perubahan signifikan dalam keseharian kita, disitulah kita akan menemukan joy & meaning dalam hidup. Ganbatte!
*)Ronald Anthony
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H