Hidup semudah dengan mengklik like di Instagram, Sadar atau tidak akhir-akhirnya Instagram rasanya reweuh banget. Penuh, bermacam-macam manusia dengan berbagai laku nya.Â
Semakin hari makin melihat saya makin sadar. Ada seorang teman yang sebetulnya tidak doyan-doyan amat minum kopi, ketika ada tren sekarang harus kudu mampir coffee shop dan jangan lupa sebelum diminum harus difoto #cupsinframe lengkap dengan latte art berbagai macam bentuk ala barista, dan disertai dengan caption macam-macam.
Itu baru dari sisi orang yang suka nongkrong, coba kalau yang punya hobi sepatu, kebetulan karena saya punya hobi yang sama jadi saling memperhatikan, mereka yang tadinya cuma punya sepatu satu, sudah itu sepatunya dipakai setiap hari sampai rusak, baru beli lagi, bahkan kalau bisa di sol atau ditambal, lebih baik ketimbang beli baru. Kalau sekarang harus punya minimal tiga sneakers atau sepatu dari brand yang berbeda dengan tiga colorways yang berbeda-beda. Dari beberapa yang saya perhatikan memang menemukan kecintaan atau hobi baru, namun entah beberapa kali ketika diajak diskusi soal sepatu seringkali agak kurang paham. Tapi Yang penting kan gaul coyy. Wkwkwk.
Coba lagi lihat sebelum pandemi, kalau pergi ke restoran atau rumah makan, yang dilakukan pasti foto dulu, kalau ramai-ramai pasti terakhirnya minta mbak atau mas nya untuk Boomerang ramai-ramai dulu sebelum pulang. Itu yang tadinya kalau kita makan hanya satu jam, mungkin 30 menit nya untuk foto, boomerang, atau atur gaya dulu.
Yang tadinya kalau mau jalan-jalan atau travelling sekedar hanya untuk melepas penat, sekarang pergi jalan-jalan bikin konten entah untuk portofolio atau sekedar untuk mempercantik feed Instagram. Yang So Pasti mencari tempat-tempat yang instagenic.
Sebelum pandemi, misalnya dulu yang tadinya ibadah, ya seperti biasa ibadah saja. sekarang malah kalau nggak foto altar rasanya kurang afdol, kurang lengkap ibadahnya. Kalau dulu yang tadinya hanya makan, ya makan saja, sekarang mulai diperhadapkan pada keputusan tersulit sepanjang masa: mau makan dimana, kok lihat review ini bagus, lihat selebgram ini kok keren, kan jadi tambah bingung mau makan apa ya. Hehe.
Anda mau tau apa yang udah pasti enak dan nggak bikin pusing?
Ya Nyinyir. seperti saya barusan. Haha. Sadar nggak?, kalau begitu saya coba kasih perspektif lain, barangkali berubah pandangannya.
Beberapa minggu yang lalu saya mengikuti webinar soal Shifting Minded, bagaimana mengubah cara pikir kita menjadi terbalik
Kalau anda memandang dari sisi nyinyir pasti akan ada terus kesalahan orang terus, tapi coba dibalik pola pikirnya bisa jadi, yang kita olok-olok barusan, dimana dia sering nongkrong dan sering foto-foto kopi, pada akhirnya nemu passion mereka di bidang fotografi, yang diseriusin, menghasilkan dan akhirnya malah mereka hidup dari situ.