Tidak ada yang pasti dalam kehidupan yang kita lalui kecuali kematian. Kita hanya bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi dan bukan menghapus ketidakpastian. Persiapan yang membutuhkan tindakan. Sedikitnya ada 7 tindakan finansial yang bisa dilakukan dalam menghadapi ketidakpastian.
Seperti yang kita semua alami, sekarang ini terjadi  pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia. Pandemi yang akhirnya mengkonfirmasi sejarah terjadinya krisis finansial yang biasanya terjadi 10 tahun sekali. Mungkin terlambat 2 tahun (seharusnya 2018 setelah krisis 2008) tetapi terjadi juga. Krisis ekonomi yang pada akhirnya juga mengacaukan keuangan pribadi kita.
Mungkin ada di antara kita yang masih beruntung memiliki pekerjaan dengan gaji tetap. Namun di sisi lain ada pula yang kurang beruntung dan mengalami PHK di tengah krisis ekonomi. Krisis ekonomi yang bukan hanya menurunkan permintaan namun juga penawaran akibat adanya pembatasan sosial atau malah lock down di beberapa negara.
Tetapi di tengah krisis ekonomi yang penuh ketidakpastian ini bukan berarti kita tak memiliki pilihan. Kita bisa memilih untuk bertindak atau tak melakukan apa pun. Tindakan finansial yang bisa Kita lakukan antara lain,
Financial Check Up
Bagaimana kesehatan keuangan kita sekarang ini? Untuk mengetahuinya kita perlu melakukan financial check up. Melihat dan mendata semua pendapatan serta pengeluaran Kita.
Berapa banyak utang yang kita miliki? Aset apa saja yang dimiliki? Berapa jumlah tabungan yang dimiliki?
Pengeluaran harus dilihat dengan kaca pembesar. Sehingga kita benar-benar bisa tahu ke mana sang seribu rupiah itu dibelanjakan.
Dari financial check up kita akan bisa mendapatkan kesimpulan, apakah pengeluaran kita lebih besar dari pendapatan? Selain itu kita juga bisa melihat apakah jumlah cicilan kita masih sehat? Cicilan utang yang sehat adalah maksimum 30 persen dari pendapatan.
Anggaran
Adalah penting untuk selalu membuat anggaran keuangan baik di masa krisis ataupun di masa normal. Sehingga kita bisa mengontrol pemasukan dan pengeluaran kita dengan baik.
Membuat anggaran penting namun lebih penting lagi untuk disiplin terhadap perencanaan keuangan atau anggaran yang kita buat.
Belanja Cerdas
Setelah melakukan financial check up, teliti lagi semua catatan pengeluaran yang sudah kita buat. Pisahkan mana yang perlu dan mana yang hanya berdasarkan keinginan. Di tengah ketidakpastian, jangan keluarkan uang hanya karena ingin sehingga kita bisa berhemat.
Lakukan belanja dengan cerdas, sebagai contoh bandingkan harga di beberapa toko (paling mudah dilakukan di toko online) cari yang termurah. Jika memang lebih hemat kita bisa lakukan pembelian grosir untuk barang-barang tahan lama seperti popok anak.
Untuk barang tak tahan lama seperti beras, selama terlihat stok di pasaran masih tersedia cukup. Apa gunanya melakukan penimbunan? Beras itu akan rusak jika tak tersimpan dengan baik dan biasanya kualitas akan menurun jika disimpan lebih dari 2 bulan.
Contoh lainnya, tak perlu malu menggunakan barang tak bermerek jika memang harganya lebih murah. Sebagai contoh tisu, yang tanpa merek atau merek toko biasanya lebih murah dibandingkan dengan merek terkenal. Lakukan penghematan ketika bisa dilakukan.
Belanja cerdas yang seharusnya bisa dilakukan kapan saja.
Kredit
Selama rekam jejak kredit kita baik, sebenarnya kredit seperti Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) itu bisa dialihkan ke bank lain yang menawarkan bunga lebih rendah. Tetapi harus diperhatikan juga perjanjian dengan bank awal, apakah memang bisa berhenti sebelum selesai? Apakah ada denda yang berlaku jika dihentikan di tengah masa kredit? Dan lain sebagainya.
Jika memang setelah dibandingkan dan ternyata masih lebih menguntungkan untuk berpindah bank, sebaiknya dilakukan. Tetapi memang kemungkinan besar, bank di tengah pandemi ini, akan menerapkan syarat yang lebih ketat untuk ambil alih kredit. Tetapi kalau gagal pun, setidaknya kita sudah berusaha untuk bisa mengurangi beban cicilan yang kita miliki.
Kredit kendaraan yang lebih sulit, karena nilai kendaraan kita kemungkinan kecil bisa menutupi sisa kredit yang kita miliki. Nilai kendaraan semakin tahun akan semakin menurun. Tetapi ada program relaksasi kredit yang bisa dicoba diajukan ke bank atau leasing. Atau jika terpaksa, jual atau kembalikan kendaraan yang kita kredit demi mengurangi beban cicilan.
Selain itu penting juga mempertimbangkan untuk melunasi utang kartu kredit atau kredit tanpa agunan karena bunganya sangat tinggi, jika memang kondisi finansial memungkinkan.
Beberapa hal di atas adalah ide untuk mengurangi beban kredit. Tetapi lebih penting lagi adalah mempertimbangkan kemampuan finansial kita sebelum memutuskan untuk mengambil kredit. Ingat jumlah cicilan sehat adalah 30 persen dari penghasilan.
Penghasilan Tambahan
Mencari penghasilan tambahan menjadi sangat perlu jika memang saat ini pengeluaran lebih besar dari penghasilan.
Walau ekonomi sulit, tetap masih ada sedikit kesempatan. Menjual makanan jika ahli memasak adalah salah satu contohnya. Menjadi reseller untuk barang-barang kesehatan seperti masker juga bisa. Atau bahkan jika punya keahlian  menjahit, bisa memproduksi masker untuk dijual.
Di masa ekonomi berkembang akan lebih mudah mencari penghasilan tambahan agar bisa menabung dan investasi. Sehingga siap menghadapi ketidakpastian.
Dana Darurat
Bagi yang sudah menyiapkan dana darurat, saya pikir akan sedikit lebih mudah dalam menjalani hidup di tengah pandemi ini.
Walau tak ada pandemi ketidakpastian selalu ada, sehingga penting untuk menyiapkan dana darurat. Dana darurat adalah dana yang disiapkan ketika terjadi sesuatu, keluarga sakit misalnya.
Dana ini sedikitnya haruslah bisa menutupi 6 bulan (bagi pekerja tetap) pengeluaran bulanan Kita. Tetapi melihat pengalaman pandemi yang berlangsung cukup lama, mungkin sekarang ini butuh sedikitnya 12 bulan pengeluaran.
Sedangkan bagi pengusaha atau pekerja tidak tetap, saran saya sedikitnya pengeluaran 12 bulan disiapkan sebagai dana darurat. Lebih baik lagi jika bisa siap dana untuk 18 bulan pengeluaran.
Dana darurat sebaiknya disimpan sebagai tabungan atau yang lainnya, tetapi hal terpenting adalah bisa dengan mudah dicairkan.
Walaupun sekarang ini memang sudah terjadi krisis, penting untuk kita menyiapkan dana darurat tambahan (jika memungkinkan). Pandemi menurut WHO baru bisa selesai jika penduduk dunia sudah divaksinasi, bisa jadi baru setahun atau dua tahun lagi.
Dana darurat yang seharusnya disiapkan di masa tenang untuk menghadapi ketidakpastian.
Investasi
Warren Buffet memiliki satu falsafah "Kita harus takut ketika orang lain serakah tetapi kita harus serakah ketika orang lain takut".
Diskon di pasar saham dan pasar keuangan itu jarang terjadi, mungkin hanya 10 tahun sekali. Sehingga jika kita mau membuka mata, di balik krisis ekonomi ada kesempatan untuk melakukan investasi (jika memungkinkan). Investasi di saham misalnya, IHSG sekarang ini sudah terdiskon kurang lebih 15 persen.
Pada bulan April dan Maret bahkan IHSG turun lebih dalam lagi. Jika kita masih beruntung memiliki uang lebih dan diperkirakan tidak akan digunakan untuk sedikitnya 3 tahun ke depan. Sekarang ini menurut saya saat yang tepat untuk berinvestasi di saham.
Dengan memiliki investasi, Kita akan lebih siap dalam menghadapi ketidakpastian.
**
Sekali lagi, tak ada yang pasti dalam kehidupan, kita hanya bisa membuat persiapan untuk bisa mengarungi ketidakpastian dengan lebih baik.
Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Ronald Wan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI