Karena kemungkinan besar wartawan tersebut juga akan diberikan sanksi oleh Detik atau mungkin sedikitnya peringatan agar lebih berhati-hati. Selain itu doxing dan mengancam wartawan tidak memberikan pelajaran kepada media yang menaunginya.
Jika ingin memberi pelajaran kepada media yang paling tepat adalah jangan lagi klik atau kunjungi. Media mengandalkan iklan dan biaya langganan untuk bisa hidup. Dengan Anda dan saya tak lagi mengunjungi atau berlangganan akan lebih mengena serta memberi pelajaran agar bisa lebih baik lagi dalam membuat berita.
Bukan hanya Detik sebenarnya yang mengejar kecepatan, ada satu media utama lain yang terkenal dengan jurnal investigasinya malah menyebar hoaks ketika memberitakan bahwa Paus positif Corona pada bulan Maret 2020. Berita yang kemudian dihapus dan hanya mengatakan artikel dihapus karena sumber tidak kredibel dan redaksi mohon maaf. Tanpa melabel artikel tersebut adalah hoaks atau minimal merevisi dan bukan mengganti dengan berita jumlah kasus positif corona di Italia.
Sejak saat itu saya lebih berhati-hati ketika membaca berita dari media tersebut dan sekarang ditambah Detik juga saya akan lebih berhati-hati dan mengurangi kunjungan.
Ketepatan atau Kecepatan?
Saya memilih ketepatan, karena sulit untuk bisa lagi percaya sepenuhnya kepada media yang kurang tepat atau menyebar hoaks. Sehingga pada akhirnya hanya membaca ketika membutuhkan pembanding alias jaga jarak dulu.
Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Ronald Wan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H