Tokoh seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon ketika membagikan berita tentang ratu hoaks Ratna Sarumpaet dipukuli, berapa juta orang yang membacanya? Tidakkah hal ini berbahaya dan bisa menyebabkan keributan besar?
Peneliti juga penting, bahkan mungkin lebih penting. Jangan sampai terjadi seperti peneliti Indef Rizal Taufikurahman mengatakan bahwa karena Zimbabwe gagal bayar utang ke China menyebabkan mata uang Zimbabwe dipaksa mengganti mata uangnya menjadi Yuan.
Padalah mata uang Zimbabwe sudah tidak digunakan sejak beberapa tahun sebelumnya, karena hiper inflasi. Digantikan oleh Dolar AS dan Rand (mata uang Afrika Selatan).
Baca lebih lengkap: Benarkah Zimbabwe ganti mata uangnya karena utang?
Peneliti atau analis adalah orang yang diandalkan para pemimpin untuk bisa memahami suatu masalah. Di swasta sekarang ini orang berlomba-lomba merekrut Data Scientist agar bisa membantu mengembangkan bisnisnya.
Amerika Serikat menyerbu Irak pada tahun 2003 dikarenakan adanya informasi bahwa Irak memiliki senjata pemusnah masal. Informasi ini pastinya dihasilkan oleh para analis intelijen, yang ternyata salah.
Walau juga banyak yang mengatakan bahwa kepemilikan senjata pemusnah masal hanya sekadar alasan Amerika Serikat untuk menginvasi Irak. Irak yang sampai saat ini belum pulih ke era sebelum perang.
Hoaks Memakan Korban Jiwa
Di Nigeria terjadi pembunuhan masal akibat foto yang dibagikan di Facebook. Foto yang dibagikan ditambahi keterangan bahwa terjadi pembantaian suku Berom oleh suku Felani. Kejadian ini terjadi pada tahun 2018.
Suku Felani dan suku Berom memang sebelumnya sudah saling tidak suka, foto ini yang ternyata hoaks. Menurut polisi Nigeria menyebabkan tidak suka menjadi aksi. Aksi yang memakan korban jiwa.
India juga mengalami hal yang sama, hanya melalui media yang berbeda. Disebarkan melalui Whatsapp video tentang anak kecil yang dimutilasi. Video dan foto tentang ini viral melalui Whatsapp, padahal banyak dari video itu palsu alias editan.