Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menikmati Makanan Sebagai Makanan

20 Juni 2018   09:49 Diperbarui: 20 Juni 2018   10:01 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber daya sekitar juga akan mempengaruhi bagaimana makanan khas setempat. Di pesisir mungkin akan lebih banyak menu ikan dibandingkan dengan pegunungan. Jawa Barat yang banyak menghasilkan sayuran, membuat masyarakatnya menyukai lalap dengan sambal yang mantap.

Keringat

Dalam sebuah artikel yang ditulis Anthony Bourdain "Don't Eat Before Reading This" di The Newyorker tahun 1999, dikatakan bahwa di dapur sebuah resto tidaklah seindah bagaimana yang digambarkan di dalam sebuah acara TV.

Penggunaan pelindung rambut jarang dilakukan atau topi chef yang tinggi dan putih itu sebenarnya berbahaya. Karena kalau jatuh ke kompor bisa menimbulkan kebakaran. Walaupun memang kebersihan tetap dijaga semaksimal mungkin.

Inilah yang mungkin bisa menjadi pembenar becandaan yang mengatakan bahwa keringat seorang tukang masak akan mempengaruhi keenakan makanan. Keringat yang tentunya jika diisi denga'n kecintaan akan pekerjaannya yang membuat makanan akan lebih enak.

Makanan sebagai Makanan

Di era digital sekarang ini, makanan terkadang sudah bukan lagi dinikmati sebagai makanan. Tetapi terkadang kita pamer bahwa kita pernah makan di suatu tempat yang kekinian.

Sibuk membuat foto yang indah untuk bisa dipamerkan di sosial media. Terkadang pergi ke sebuah resto hanya karena tempat tersebut instagramable bukan lagi karena makanan yang disajikan memang harus dicoba karena enak.

Makanan sebaiknya dinikmati sebagai makanan. Tidak peduli disajikan di emperan, resto kelas kampung, resto di mall bahkan resto berbintang Michelin. Katakan enak dan datang kembali, lupakan jika memang mengecewakan atau sudah tidak seenak dulu.

Rest in Peace Anthony Bourdain.

Referensi "Newyorker"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun