Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pembelajaran dari Posisi Mata

13 Desember 2017   09:07 Diperbarui: 13 Desember 2017   09:23 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata manusia terletak di kepala dan menghadap ke depan. Bola mata yang dapat digerakkan ke kiri dan ke kanan. Serta gerakan kepala yang bisa menambah radius penglihatan.

Posisi mata yang menghadap ke depan mengakibatkan melihat ke belakang adalah sebuah hal yang tidak mudah. Perlu bantuan leher dan kepala atau malah membalikkan badan untuk dapat  melihat ke belakang.

Banyak di antara kita (termasuk saya) yang cenderung terus melihat ke belakang. Dalam arti berulang-ulang menengok pengalaman masa lalu. Pengalaman buruk yang terkadang menimbulkan trauma dan pengalaman indah yang sering membuat kita tidak menghargai apa yang terjadi sekarang.

Melihat ke belakang sebenarnya kalau dilihat dari mata yang menghadap ke depan adalah bukan tindakan yang alamiah. Tidak ada salahnya untuk merenungkan dan mengambil manfaat dari pengalaman, malah sangat penting dan perlu.

Namun jika kita melihat ke belakang terus menerus berarti jalan yang anda tempuh adalah mundur. Bayangkan posisi ternyaman tubuh kita untuk melihat ke belakang adalah membalikkan badan. Jika kita berjalan maju berarti kita mundur ke arah jalan yang sudah kita lalui.

Bukankah setelah mendapatkan ilmu dari pengalaman, kita sebaiknya terus melangkah maju mengarungi jalan kehidupan?

Bola mata yang dapat digerakkan ke atas sebenarnya membuat kita bisa melihat ke atas. Bukan untuk membakar iri hati tetapi sebaiknya meningkatkan motivasi dan mengurangi kesombongan. Di atas langit masih ada langit.

Mengarahkan bola mata ke bawah, seharusnya membuat kita sadar, masih banyak orang lain yang mungkin hidupnya tidak seberuntung kita. Bersyukur itulah jalan yang terbaik.

Kemampuan mata melihat ke kiri dan ke kanan, membuat kita bisa melihat bahwa kita tidak hidup sendirian. Manusia membutuhkan manusia lain untuk menjalankan hidup ke arah sempurna.

Selain itu melihat ke kanan dan ke kiri serta atas dan bawah, seharusnya meningkatkan kesadaran kita bahwa kita hidup tergantung dengan alam semesta. Alam yang memberikan udara untuk bernafas, air sebagai sumber kehidupan dan lainnya.

Posisi mata yang memberikan pengajaran.

Salam

Hanya sebuah renungan pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun