Paparan informasi yang banyak membuat Gen Z lebih mudah untuk mencari tokoh panutan. Hal yang menyebabkan Gen Z lebih kreatif, memiliki pemikiran yang lebih luas serta fasih dengan pencarian informasi.
Prilly juga mengatakan untuk menegur Gen Z tidaklah cukup dengan kata-kata pedas. Harus diikuti dengan alasan yang masuk akal.
Suatu hal yang sangat menarik, ketika Gen Z berbicara tentang generasinya dan Kayu Putih Aroma.
Gen Z sendiri dengan segala tingkahnya dan kegilaan dengan Selfie, bisa membuat Gen X dan Y mengikuti. Sebagai contoh di Instagram, gaya gaya Gen Z sudah menjadi trend setter.
Pola belanja Gen Z yang lebih mencari pengalaman seperti wisata ataupun kuliner membuat Gen X Â dan Y juga berpindah. Gen X terutama pada umumnya mengumpulkan uang untuk membeli barang sekarangpun pindah menjadi wisata. Keputusan dalam keluarga (yang punya anak Gen Z) ternyata sangat dipengaruhi oleh anak.
Ketika Gen X seperti saya sangat terganggu jika sedang bekerja di panggil Chat ataupun telpon. Gen Z mampu untuk bekerja sambil chating dan bahkan menggunakan video call.
Di sisi lain di era digital, kemudahan mencari informasi membuat Gen Z mudah pula terpapar dengan informasi yang negatif. Hal yang radikal ataupun pornografi misalnya.
Indonesia dalam beberapa tahun lagi akan mengalami bonus demografi dimana lebih banyak penduduk usia produktif dibandingkan dengan penduduk non produktif. Tentunya di dalamnya akan banyak Gen Z.
Sebuah tantangan bagi Gen X dan Y agar bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan Gen Z. Seperti guru yang mungkin lebih baik melakukan diskusi dibandingkan dengan pengajaran satu arah.
Gen Z yang bisa membawa Indonesia maju dengan persiapan yang dilakukan oleh Gen X dan Y.