Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sekilas tentang Populisme dan Donald Trump

17 Oktober 2017   11:30 Diperbarui: 17 Oktober 2017   11:41 6351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai presiden tidaklah semudah itu, semuanya diatur dalam undang-undang. Untuk melakukan perubahan undang-undang Trump membutuhkan dukungan yang sekarang ini semakin berkurang (baca beberapa politikus Partai Republik mulai menentang Trump).

Misalnya tentang Obamacare (suatu undang-undang kesehatan yang dibuat pada era Obama) yang ingin diubah. Setelah beberapa kali gagal dalam pembahasan di Kongres akhirnya Trump mengeluarkan semacam Perpres untuk membatalkan ini. Perpres yang bisa saja digugat dan dibatalkan.

Sampai sekarang AS masih terbelah antara pendukung Trump dan anti Trump. Terlebih dengan sikap Trump yang terkesan mendukung rasisme.

"Populist (orang yang menjalankan populisme)  adalah pemecah belah bukan pemersatu" menurut Profesor Mudde " Populist memecah masyarakat menjadi dua, pendukung dan anti serta mengatakan bahwa mereka digerakkan oleh keinginan rakyat"

"Amerika Serikat dalam ilmu politik disebut demokrasi liberal, sistem politik yang didasarkan pada keberagaman. Dengan ide bahwa AS memiliki beberapa kelompok masyarakat yang berbeda dengan tujuan dan nilai-nilai yang berbeda. Namun semuanya adalah sah menurut hukum" tambah Profesor Mudde.

Populists, in contrast, are not pluralist. They consider just one group---whatever they mean by "the people"---legitimate. kata Profesor Mudde

Referensi : The Atlantic.com

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun