Jepang, sempat menjajah Korea sekitar 35 tahun mulai tahun 1910 sampai dengan 1945. Pada saat perang dunia ke dua berakhir Amerika Serikat dan Uni Soviet sepakat untuk menerima penyerahan kekuasaan di Korea dari Jepang.
Kesepakatan ini juga mencakup batas kekuasaan AS dan Uni Soviet, yang membagi Korea menjadi dua bagian. Korea bagian selatan adalah daerah kekuasaan AS dan Korea bagian utara adalah daerah kekuasaan Uni Soviet.
Pada konferensi Moscow bulan Desember 1945 pasukan sekutu setuju bahwa Uni Soviet, Tiongkok, Amerika Serikat dan Inggris akan bergabung menjadi wali pemerintah dengan masa jabatan paling lama 5 tahun. Dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan Korea.
Perang dingin antara AS dan Uni Soviet yang dimulai sekitar tahun 1946-1947 adalah salah satu faktor yang membuyarkan rencana yang telah disusun dalam konferensi Moscow. Faktor lainnya adalah perbedaan pandangan politik antara penduduk Korea Selatan dan Korea Utara.
Pada bulan Februari 1946 pemerintahan sementara dengan pimpinan Kim Il Sung didirikan di Korea Utara. Kim Il Sung pernah bertugas selama beberapa tahun bersama tentara Uni Soviet di Manchuria.
Pemerintahan ini berlanjut dan dilanjutkan oleh putranya Kim Jong Il. Sekarang Korea Utara berada di bawah kekuasaan Kim Jong Un, cucu Kim Il Sung. Sejak tanggal 28 Desember 2011, setelah penguburan ayahnya Kim Jong Il.
Pada tahun 2013, kantor berita resmi Korea Utara memberitakan bahwa karena pengkhianatan. Kim Jong Un memberikan hukuman mati kepada seorang pamannya Jang Song Thaek. Kim Jong Un juga dicurigai memerintahkan pembunuhan kakak tirinya Kim Jong Nam di Malaysia pada Februari 2017.
Ketegangan AS dan Korea Utara, adalah karena beberapa kali Korea Utara melakukan uji coba roket balistik antar benua yang diperkirakan kemampuannya bisa mencapai Guam AS. Selain itu Korea Utara juga melakukan uji coba senjata nuklir.
Kim Jong Un adalah seorang pemimpin negara yang masih muda dan terlihat cenderung emosional. Di sisi lain Korea Utara juga mungkin sudah nekat. Karena sudah cukup lama Korea Utara diberi sanksi ekonomi oleh PBB yang dimotori AS karena program senjata nuklir. Sikap Nothing To Loose
Pimpinan negara yang sulit ditebak.
AS saat ini juga menurut saya dipimpin oleh seorang presiden yang sama sulit ditebak arah kebijakannya. Donald Trump beberapa waktu yang lalu menuduh bahwa media masa banyak membuat berita palsu tentang dirinya. Untuk mengatasi ini tim Presiden Trump membuat sebuah channel berita yang ditayangkan di Facebook. Channel yang memberitakan keberhasilan Trump sebagai presiden (berita asli).
Sulit untuk ditebak
Posisi dua kepala negara yang sedang dalam kondisi cukup krisis, dimana keduanya mungkin bisa dibilang cenderung emosional. Membuat krisis ini bisa menjadi krisis yang semakin besar. Bahkan mungkin perang nuklir.
Berita terakhir adalah Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong-ho memberikan ancaman bahwa Korea Utara akan menembak jatuh pesawat tempur AS. Walaupun pesawat tersebut tidak berada pada wilayah udara Korea Utara.
Hal ini dilakukan untuk menanggapi cuitan Donald Trump di Twitter yang mengatakan pemerintahan Korea Utara mungkin tidak akan berlangsung lama jika terus menerus mengancam. Cuitan ini dianggap sebagai deklarasi perang oleh pemerintahan Korea Utara.
Sekretaris Pers Gedung Putih, membantah hal ini. Sarah Huckabee Sanders, mengatakan bahwa anggapan AS mendeklarasikan perang adalah tidak masuk akal.
Perang ancaman antara Donald Trump dan Kim Jong Un yang bisa terpeleset menjadi perang nuklir.
Referensi
New York Times | Totallyhistory.com | Division of Korea (Wikipedia) | Kim Jong Un (Wikipedia) | Nbcnews.com
Salam
Hanya Sekadar Berbagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H