Data suatu hal yang sangat berguna bisa diterjemahkan menjadi informasi. Data hanyalah data yang bisa jadi tidak berguna jika tidak diolah. Lebih lengkapnya sila baca tulisan sebelumnya di sini.
Di era digital atau lebih tepatnya era internet tidak lagi seperti dulu dimana sulit untuk mengumpulkan data. Di era internet terkadang malah terlalu banyak data yang terkumpul baik disengaja ataupun tidak disengaja.
Sebagai contoh Kompasiana, saya memperhatikan cukup banyak artikel yang bertujuan untuk mempromosikan produk. Baik secara halus ataupun terang-terangan. Bahkan beberapa artikel tersebut masuk dalam kategori pilihan.
Ini adalah data yang saya bilang tidak sengaja terkumpul atau bukan merupakan tujuan Kompasiana. Tetapi di sisi lain adanya data ini memunculkan informasi bahwa ada beberapa orang yang menganggap bahwa K adalah media yang cocok untuk melakukan promosi.
Ditambah dengan data pengunjung K saya pikir ini bisa menjadi pengetahuan, adanya potensi K untuk mengkomersialisasikan potensi ini. Sehingga bisa muncul pemanfaatan, membuka sebuah kanal promosi dimana untuk menjadi penulis di sana berbayar dan mungkin juga menayangkan tulisan di sana juga berbayar.
Lihat piramida DIKW di bawah untuk lebih jelasnya,
Data yang makin banyak terkumpul akhirnya membutuhkan keahlian khusus untuk dapat memilahnya. Bukan hanya memilah tetapi juga mengolah menjadi informasi serta pengetahuan. Dengan tujuan agar data ini dapat berguna untuk organisasi.
Orang-orang yang memiliki keahlian ini seharusnya juga bisa melihat data yang tidak sengaja terkumpul. Tentunya yang relevan dengan tujuan organisasi.
Profesi dengan keahlian ini yang disebut  Data Scientist
Mengutip mingguan Kontan 18 September- 24 September  2017 beberapa keahlian yang dibutuhkan untuk menjadi data scientist adalah,
- Statistik
- Ilmu matematika
- Ilmu komputer, kemampuan coding dan membuat program
- Kemampuan analisa
- Wawasan seputar industri dan bisnis
Kemampuan statistik dan ilmu matematika sudah jelas karena untuk mengolah data diperlukan kemampuan ini. Ilmu komputer, coding dan membuat program diperlukan untuk menambang data (data query) dari sebuah database yang dimiliki. Sampai dengan membuat AI (kecerdasan buatan) untuk dapat mengolah data tersebut jika diperlukan.
Selain itu juga dibutuhkan untuk membuat sebuah program yang sesuai dengan analisa. Maksudnya memanfaatkan data untuk membuat program yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (terutama dalam industri digital).
Kemampuan analisa juga jelas, semua informasi yang didapatkan harus dianalisa bagaimana pemanfaatannya. Wawasan diperlukan agar data dapat dipergunakan maksimal sesuai dengan model bisnis yang ditekuni.
Tidaklah mudah untuk bisa mencari orang yang memiliki kemampuan komplit seperti ini
Gaji yang bisa di dapat untuk orang yang mampu menjadi data scientist bisa mencapai Rp 50 juta per bulan di Indonesia.
Saya pribadi tidak sependapat bahwa profesi data scientist haruslah diisi oleh seseorang yang memiliki kemampuan seperti di atas.
Sulitnya mencari orang yang memenuhi persyaratan seharusnya bisa diatasi dengan membentuk tim yang masing-masing mempunyai spesialisasi keahlian tertentu untuk memenuhi kebutuhan data scientist.
Dengan tim yang bisa bersinergi, saya pikir akan lebih bermanfaat. Pandangan yang berbeda, keahlian yang benar- benar mumpuni, bisa menghasilkan hal yang lebih baik dibandingkan individu.
Referensi
Mingguan Kontan 18 September-24 September 2017
Salam
Hanya sekadar berpikir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H