Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Melirik Prospek Profesi Dukun di Zaman Edan

2 April 2017   07:00 Diperbarui: 23 April 2017   18:00 1423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber Tempo.Co

Coba bayangkan orang mau memberikan duit ratusan juta bahkan miliaran kepada dukun yang katanya ahli menggandakan duit.

Kalau Anda  punya duit ratusan juta, saya sarankan  beli mesin fotocopy warna yang paling canggih. Daripada ke dukun.

Saya jamin Anda akan berhasil menggandakan duit. Tapi saya tidak jamin apakah duit itu bisa dipergunakan. hehehehe

Gila Pangkat

Banyak orang yang sangat berambisi untuk memperoleh jabatan tertentu. Pergi ke dukun untuk minta pegangan. Berani bayar ratusan juta untuk keris yang mungkin dibeli di pasar loak oleh mbah dukun.

Saya mending pegangan sama Nikita Mirzani, hmmmm kayaknya lebih semeriwing dibanding pegangan sama keris. Kecuali kerisnya Keris Dayanti hehehehe

Gila Geleng-Geleng Asyik.

Ini dukun yang paling kreatif menurut saya. Bisa menjual sabu sebagai makanan jin. Kepada orang yang demen geleng-geleng  asyik.

Daripada ke dukun dan beli sabu mahal, mending minta ke Pak Buwas aja. Pasti dikasih gratis, timah panas tapinya hehehehehe

Gila Cinta

Nah nggak tahu yang baca pernah tergila-gila cinta atau nggak. Kalau saya pernah, saya cinta mati sama Sandra Dewi, patah hati setelah dia nikah. Sampai sekarang masih berharap alias " Kutunggu Jandamu" hehehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun