Industri saya yakin akan mau membantu, karena akan menghemat waktu dan biaya. Biasanya para pekerja harus melalui training, jika ada kerjasama antara industri dengan SMK sudah tidak perlu lagi. Langsung kerja.
Ketiga, syarat kelulusan untuk SMK tidak perlu lagi dikaitkan dengan ujian nasional. Tetapi langsung kepada ujian untuk memperoleh sertifikasi. Misalnya SMK Listrik langsung akan mendapat sertifikat sebagai ahli listrik. Tentunya hal ini harus bekerja sama dengan asosiasi masing-masing profesi.
Kebutuhan pekerja bersetifikasi ini sangatlah tinggi. Misalnya tukang las jika sudah memperoleh sertifikat sebagai ahli las bisa belajar menyelam. Dengan menjadi ahli las bawah air penghasilan yang bisa didapatkan bisa mencapai puluhan juta rupiah per bulannya.
Contoh lain, pemerintah sebenarnya memiliki peraturan bahwa jika listrik yang digunakan dalam satu pabrik cukup besar, maka penanggung jawab listrik harus bersertifikasi. Ini bisa menjadi peluang kerja bagi lulusan SMK Listrik.
Jika program pendidikan SMK diperbaiki maka bisa diharapkan tingkat pendapatan masyarakat akan bisa meningkat. Bukan lagi menjadi pekerja kasar melainkan menjadi pekerja terampil. Dan jangan lupa waktu dan biaya pendidikan akan lebih rendah jika dibandingkan fokus ke pendidikan tinggi. SMK bisa menggantikan SMU dalam program  wajib belajar 12 tahun.
Jika semua hal ini bisa terwujud, bonus demografi akan bisa lebih maksimal  memberikan manfaat bagi kemajuan Indonesia
Pandangan terhadap pendidikan di Indonesia harus direvolusi dan lebih fokus ke kebutuhan Industri dan bonus demografi.
Salam
Sebuah pemikiran untuk kemajuan Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H