Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Canggihnya Teknologi untuk Kejar Kepatuhan Pajak

21 Maret 2017   07:56 Diperbarui: 21 Maret 2017   08:30 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber PriceArea.Com

Selain memudahkan wajib pajak, aplikasi e Filing juga akan mengurangi pekerjaan Ditjen Pajak. Bayangkan ada sekian juta SPT yang harus diinput datanya, sekarang dengan e Filing akan sangat jauh berkurang.

Data yang terkumpul bisa langsung dianalisa, berapa pemilik NPWP yang belum setor SPT, apakah harta yang dilaporkan sesuai dengan pajak yang dibayarkan, berapa rata-rata setoran pajak yang dilaporkan dan masih banyak lagi analisa yang bisa dilakukan.

Pada tahun ini pelaporan SPT manual masih bisa dilakukan. Kewajiban menggunakan e Filing baru diterapkan untuk PKP (pengusaha kena pajak).

Akhir-akhir ini cukup ramai berita tentang pembukaan data nasabah bank. Dalam rangka memeriksa wajib pajak yang dicurigai maka tahun ini diluncurkan Akasia (aplikasi usulan buka rahasia bank) oleh kementerian keuangan dan Akrab (aplikasi buka rahasia bank) oleh OJK (otoritas jasa keuangan).

Dengan peluncuran aplikasi ini, permintaan buka data nasabah oleh Ditjen Pajak yang biasanya memakan waktu lebih dari enam bulan. Diharapkan bisa turun menjadi 14 hari saja.

Selain aplikasi-aplikasi yang sudah dibahas. Saya terkejut ternyata Ditjen pajak juga sudah menggunakan Geotagging (mingguan Kontan edisi 20 Maret -26 Maret 2017). Aplikasi geotagging yang digunakan oleh Ditjen Pajak, terkoneksi dengan google street view dan google earth.

Ada 2 warna penandaan yang dibahas oleh Kontan. Merah berarti suatu tempat usaha yang cukup ramai tetapi pemiliknya tidak memiliki NPWP. Biru suatu tempat usaha yang memiliki NPWP tetapi tidak taat dalam pelaporan pajaknya.

Sangat canggih.

Pada APBN 2017 penerimaan dari hutang diperkirakan sekitar 330 triliun rupiah

Dengan tingkat rasio pajak terhadap PDB 11 %,  penerimaan pajak 2016 adalah sekitar 1032,2 triliun rupiah.

 JIka rasio pajak bisa meningkat menjadi 15 %, maka perkiraan penerimaan pajak bisa mencapai sekitar 1400 triliun rupiah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun