Mohon tunggu...
Ronald Sianipar
Ronald Sianipar Mohon Tunggu... Lainnya - -

Alumni Ilmu Ekonomi FEUI lulus tahun 2009, saat ini bekerja sebagai PNS di Kementerian PUPR pada Direktorat Jenderal Bina Konstruksi dan sebelumnya pernah bekerja pada Kedeputian Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sebagai Analis Ekonomi Regional.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peran Geopolitik Rusia-Ukraina terhadap Keamanan Rantai Pasok Energi dan Pertahanan Indonesia

27 Agustus 2022   17:23 Diperbarui: 28 Agustus 2022   16:10 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

PERMASALAHAN KENAIKAN HARGA MINYAK GLOBAL

Konflik antara Negara Rusia-Ukraina berdampak pada tren harga minyak dunia semakin meningkat. Permasalahan pertama adalah harga minyak mentah melonjak menuju USD100 per barel. 

Hal ini berpengaruh terhadap harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP). ICP yang sejak April 2020 berada pada USD20/barel, kini meningkat lebih dari 4 kali lipat hingga mencapai USD98/barel per Februari 2022 (KESDM, 2022). 

Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana pengaruhnya di Indonesia. Permasalahan di Indonesia muncul pada penyusunan APBN tahun 2022. 

Dimana asumsi harga minyak yang digunakan adalah sebesar USD63/barel. Dengan demikian, kenaikan ini berpotensi membuat harga-harga lainnya akan terdorong tidak stabil.

Menurut data Kementerian ESDM (2021), memperkirakan bahwa produksi minyak sesuai APBN 2021 sebesar 705 ribu bph. Sementara kebutuhan minyak dalam negeri sekitar 1,6 juta bph. Dengan demikian Indonesia harus melakukan impor untuk memastikan keamanan pasokan minyak di dalam negeri. 

Pengaruh harga minyak global tentu akan mempengaruhi harga yang akan Indonesia gunakan ketika impor minyak dari Arab Saudi, Nigeria, Australia, Aljazair dan lainnnya. Pada 2020, total ekspor seluruh komoditas dari Indonesia ke Ukraina sebesar 223,916 juta dollar AS atau setara Rp 3,2 triliun. 

Sementara Import gandum sekitar 23,51 persen gandum Indonesia. Akibat terganggunya rantai pasok gandum ke Indonesia, maka dapat diprediksi bahwa pasokan gandum dan turunannya (tepung dan sebagainya) akan semakin mahal karena semakin langka.

Demikian halnya dengan ekspor seluruh komoditas dari Indonesia ke Ukraina, Indonesia akan kehilangan nilai tambah karena terganggunya jalur logistik dan administratif ke negara tersebut. Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, 

Rusia melakukan impor minyak nabati (CPO) dari Indonesia. Kemungkinan jalur ini juga akan terganggu dalam waktu tertentu mengingat beberapa negara eropa sudah melakukan embargo ekonomi ke negara Rusia, tentu akan membawa dampak juga pada jalur logistik Indonesia dengan Rusia.

ANCAMAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun