Mohon tunggu...
Ronaldo Tengker
Ronaldo Tengker Mohon Tunggu... Penulis - Writer

The Author of: The Unconditional Love (2012), Beautiful Exchange (2013), Everlasting Love (2015), FriendShape (2015), The One I Love (2016), Romeo and Julio (2017), The Unconditional Love 2 (2021), You Only Love Once (soon)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

On The Way

5 Oktober 2016   07:31 Diperbarui: 5 Oktober 2016   10:44 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Aku?” Jessie berusaha memperjelas pertanyaan Niko, apakah ditujukan pada dirinya atau tidak.

“Bukan, itu orang yang lagi naik becak. Ya iyalah kamu.” kemudian disusul oleh gelak tawa Niko. Jessie masih sebal kepada Niko.

“Baik.” balasnya, singkat, dia enggan untuk diajak bicara oleh Niko.

“Hmm.” Niko bergumam, sementara kakinya memindahkan gigi motornya menjadi satu dan dengan perlahan dia menginjak rem. “Hanya itu saja?”

“Kamu meminta jawaban yang seperti apa, Niko? Sudahlah, di antara kita sudah tidak ada yang dibahas lagi!” dengan ketus Jessie berucap. Dia lupa kalau dia sedang berada di motor dan berhenti di lampu merah, semua orang di sekelilingnya melihat ke arah mereka berdua.

Tak lama kemudian lampu berubah menjadi hijau, Jessie terselamatkan, dia tak jadi merasa malu di hadapan banyak orang.

“Aku tahu, Jess.” Niko melirik Jessie yang kini membuang wajahnya ke jalan raya. Tidak berubah. batin Niko. “Setahun sudah berlalu, tapi sikapmu kepadaku masih kekanak-kanakan. Bukankah di dalam setahun itu sifat manusia bisa berubah? Aku masih menjabat sebagai manusia, dan sifatku pasti sudah berubah. Memang aku akui dulu aku terlalu kekanak-kanakan, terlalu posesif kepadamu.” Niko menutup kaca helmnya karena di depannya terdapat sepeda motor tua yang sedang mengepulkan asap hitam melalui knalpotnya.

“Syukurlah, kamu menyadarinya. Hanya itu yang kamu sadari? Tentang gadis berkacamata dan bertahi lalat di bawah matanya?” Jessie sengaja mengingat-ingat kejadian satu tahun lalu yang telah lama berlalu. Mata Niko terbuka lebar, dia segera membuka kaca helmnya kembali.

“Kamu masih ingat rupanya. Baiklah, aku akui dulu aku bodoh, aku menyia-nyiakanmu, kamu orang baik. Aku minta maaf.” Niko mengangkat tangan kirinya, menggerak-gerakkan dengan liar ke udara.

“Hei, apa kamu sudah gila? Pegang kemudi dengan satu tangan? Yang benar saja.” Jessie mencubit pinggang Niko yang kurus itu. 

“Aduh!” Niko mengerang kesakitan, kemudian mendesis. “Maafkan aku, Jess. Aku cuma butuh kata-kata itu bisa kamu dengar secara langsung. Setahun yang lalu aku hanya ingin mengatakan kata-kata itu. Aku mencarimu tetapi tidak menemukannya sama sekali. Dan, ini dia, kita dipertemukan di sini. Tuhan mempertemukan kita kembali dengan cara yang unik.” Niko menepuk-nepuk setir motornya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun