Mohon tunggu...
Ronaldo Tengker
Ronaldo Tengker Mohon Tunggu... Penulis - Writer

The Author of: The Unconditional Love (2012), Beautiful Exchange (2013), Everlasting Love (2015), FriendShape (2015), The One I Love (2016), Romeo and Julio (2017), The Unconditional Love 2 (2021), You Only Love Once (soon)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dear Joni

12 Juni 2014   18:30 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:03 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Buat apa berkencan dengan cewek norak kayak kamu! Itu pacarmu kan? Ambil dia! Aku sudah muak dengan kamu Mon.” Mario menunjuk-nunjuk muka Monica yang saat itu sedang menangis tersedu.

“Kita putus Mario!” Monica dengan berderai air mata melihat sekilas cewek yang digandeng Mario.

Joni yang sedang mengamati Monica dari beberapa meter di belakangnya itu terdiam, terpaku, melihat semua kejadian itu. Monica berlari menjauhi Mario dan cewek barunya dengan berderai air mata.

Monica menangis tersedu di atas jembatan, tidak jauh dari taman kota. Dia tidak menyangka bahwa cowoknya, Mario, mengkhianatinya. 3 tahun berpacaran dengannya terasa percuma. Monica tidak sadar kalau Joni berjalan mendekatinya.

“Mon,” Joni berusaha menghibur Monica.

“Jon…” Monica seperti kehilangan akal sehatnya, tanpa basa-basi dia berlari menyambut Joni dan menangis tersedu di dalam pelukan Joni. “Maafin aku Jon, aku udah mempermainkanmu, aku… aku menembakmu bukan karena mencintaimu tapi karena aku bermain Truth or Dare bareng temen-temenku, maafin aku Jon…” Monica saat itu tidak berani menatap wajah Joni yang kecewa berat.

“Awalnya, aku mengira bahwa kamu bener-bener cinta sama aku, tapi… semua hanya permainan.” Joni melepaskan pelukannya perlahan. “Aku memang tidak setampan, setenar, sepopuler dan sekaya Mario… tapi, aku mencoba untuk mencintaimu, dengan kekuranganku.”

Monica berusaha tersenyum ketika melihat wajah polos Joni. Perlahan, Monica melepas kacamata Joni dan mengatur sedikit tatanan rambut Joni yang cupu.

“Lihat, kamu lebih tampan dari Mario.” Monica tersenyum, tangan Joni berusaha menghapus air mata Monica.

“Jadi, apakah kamu akan mengakhiri permainan ini?” Joni berharap bahwa Monica berkata tidak. “Aku harap kamu memberikan aku kesempa…” kata-kata Joni terpotong oleh Monica.

“Tidak, aku tidak akan mengakhiri permainanku, lagipula, aku sedang jatuh cinta…” Monica tersenyum lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun