Vokal jenis ini mampu memainkan range nada yang tinggi (Tenor bagi pria), sekitar not A4 ke E5 (extension). Vokal lyrical memiliki ciri khas yang kalau orang Indonesia sebut "tipis melengking".
Selain bermain-main di range nada yang tinggi, lagu-lagu Dewa 19 juga dikenal dengan kerapatan nada dan legato-nya yang membutuhkan kekuatan nafas tingkat 'dewa', karena dimainkan di wilayah nada-nada tinggi.
Dalam teknik vokal ada yang disebut dengan Mode Vokal, gaya bernyanyi. Ari Lasso dan Once memiliki gaya bernyanyi yang disebut dengan Overdrive.Â
Singkat cerita, mode vokal kedua penyanyi ini membuat artikulasi mereka menjadi jelas. "A" ya dilafalkan "A".
Lirik-lirik Dewa 19 yang dikenal puitis pun menjadi sangat cocok dibawakan, setiap katanya diucapkan dengan jelas dan maknanya menjadi tegas. Musik Dewa 19 pun menjadi jelas warnanya, Pop-Rock.
Selain itu, baik Ari Lasso maupun Once, vokal mereka karakter yang kuat dan berciri khas. Karena sudah berpuluh tahun lamanya, karakter vokal mereka berdualah yang menjadi 'simbol' dari karya-karya lagu Dewa 19.Â
Ketika Dewa 19 menggantikan Ari Lasso dengan Once, tidak ada perubahan yang signifikan. Dewa 19 tetap mereka dengan kekuatan yang sama. Mereka mengalahkan band legendaris asal US, Journey.Â
Ketika Steve Perry digantikan dengan profil vokal yang tidak jauh berbeda, yaitu Arnel Pineda, band ini tampaknya tidak mampu mempertahankan image band mereka.
Bagaimana jika Ari Lasso dan Once digantikan dengan Ello dan Virzha?
Sudah jelas bahwa Ello dan Virzha memiliki profil vokal yang sangat berbeda dari warna Dewa 19 sesungguhnya.Â
Ello memiliki berat vokal Spinto (tidak tipis tidak tebal) dan range-nya lebih rendah ketimbang seorang lyrical. Mungkin nada tertinggi paling nyaman sekitar not A4. Ia memiliki kebiasaan menggunakan ornamen RnB pada vokalnya.