Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Logo Baru TVRI, Identitas Milenial

1 April 2019   13:55 Diperbarui: 1 April 2019   13:59 2826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuis  "Oi Oi Siapa Dia" sampai "Oshin" juga saya tonton gara-gara ibu saya.

Acara-acara TVRI yang disebutkan di atas memiliki nilai mutu yang tinggi! Biasanya tema program-program TVRI dulu itu menghibur sekaligus edukatif.

Masalahnya, semenjak tahun 1974, TVRI menjadi alat propaganda Orde Baru. Selain program-program di atas, berita-beritanya hanya propaganda Soeharto.

Di TVRI jaman dulu ini jugalah kita dapat melihat pose Soeharto berdiri di tengah sawah sambil mengangkat padi hasil panen. Pose yang sekarang 'ditiru' oleh Hary Tanoesodibjo pada iklan kampanye-kampanyenya.

Reformasi TVRI

Pada awal masa reformasi, tahun 1998, TVRI tidak banyak berubah. Ia masih menjadi bagian dari pemerintah yang berkuasa di bawah Kementerian Keuangan saat itu. Statusnya adalah Perusahaan Jawatan (Perjan).

Tapi pada tanggal 24 Agustus 2006, status TVRI berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik. Artinya ia resmi sebagai lembaga penyiaran yang didirikan pemerintah. Sifatnya independen dan tidak komersil.

Pengangkatan TVRI menjadi Lembaga Penyiaran Publik diatur dalam UU No. 32 tahun 2002 tentang Penyiaran.

Rebranding The TVRI

Saat ini, TVRI baru melakukan peluncuran identitas baru sebagai stasiun TV yang kekinian dengan rencana-rencana program yang bermanfaat dan lebih modern. Sesuai dengan filosofi-filosofi yang terkandung pada logo barunya:

  • Huruf TV bermakna sebagai media pemersatu Bangsa.
  • Huruf RI untuk mengharumkan  nama Bangsa, dan
  • Lingkaran biru yang bermakna konten positif dan kekinian.

Harapan-harapan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun