Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Mengenal Istilah "Microtonal" untuk Interpretasi Musik Tradisi

15 Maret 2019   05:00 Diperbarui: 15 Maret 2019   14:41 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelog jika dituliskan dengan notasi balok Barat. Nada ke-2, 3, 4 dan ke-7 dibunyikan hanya berdasarkan perkiraan saja. Sumber: Wikipedia

"Sangat disayangkan juga bahwa kita tidak bisa menjelaskan secara akurat mengenai sejarah perkembangan teori musik tradisional Indonesia karena minimnya informasi dan bukti-bukti sejarah." 

Di zaman modern, nada-nada yang digunakan berbagai musik tradisional Indonesia dicoba untuk dikomparasi dengan nada-nada yang dimiliki teori musik barat. Hasilnya, jelas tidak sama. Kegiatan komparasi (perbandingan) ini dilakukan juga antara musik barat dengan musik-musik tradisional bangsa lain seperti Asia, Afrika dan Timur Tengah. Hasilnya, juga tidak sama.

Para ahli kemudian menemukan letak perbedaannya, yakni nada-nada musik tradisional bangsa-bangsa menggunakan frekuensi yang berbeda, walaupun ada nada-nada yang mendekati frekuensi yang sama dengan nada musik barat.

Selain itu, interval (jarak antara nada satu dengan yang lain) yang digunakan musik-musik tradisional lebih kecil dibandingkan dengan nada-nada musik Barat.

Contohnya seperti nada-nada scale Pelog dari Gamelan berbeda dengan musik Barat, kita hanya bisa mendapatkan perkiraannya saja:

Pelog jika dituliskan dengan notasi balok Barat. Nada ke-2, 3, 4 dan ke-7 dibunyikan hanya berdasarkan perkiraan saja. Sumber: Wikipedia
Pelog jika dituliskan dengan notasi balok Barat. Nada ke-2, 3, 4 dan ke-7 dibunyikan hanya berdasarkan perkiraan saja. Sumber: Wikipedia
Dengan fakta ini akhirnya diputuskanlah bahwa musik-musik tradisional Indonesia termasuk kelompok musik Microtonal, musik yang menggunakan interval nada lebih kecil (micro) dari interval nada musik Barat. Dengan kata lain: musik yang menggunakan sistem nada yang berbeda dengan musik Barat.

"Intermezzo: Sebenarnya istilah Microtonal diambil dari sejarah perkembangan teori musik Barat juga, namun sekarang, istilah ini lebih condong untuk menjelaskan musik-musik tradisi."

Contoh musik tradisional yang merupakan musik Microtonal

Banyak. Contohnya musik Gamelan Bali, Gamelan Jawa dan musik Karawitan Sunda. Itu semua berbeda dengan teori musik Barat. Ukuran interval yang digunakan adalah Cent; berbeda dengan teori musik Barat yang menggunakan istilah Semitone.

Lain halnya dengan musik-musik tradisi Batak. Sebelum bangsa Barat (Portugis) masuk, musik Batak juga diduga kuat memiliki sistem nada Microtonal. Namun di masa kolonial Belanda, masyarakat Batak mulai beradaptasi dengan musik Barat tanpa menghilangkan jalur ciri khas budaya Batak.

Sehingga musik-musik tradisi Batak sudah menggunakan tangga nada Pentatonic yang diadopsi dari Barat sejak lama. Tapi tetap, masyarakat Batak memainkan musik dengan caranya sendiri, cara budaya orang Batak, sampai saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun