Puisi untuk Zon
Wahai engkau yang berjuang untuk kekuasaan
Yang bersajak untuk menjatuhkan lawan
Dunia tak seburuk yang kau bayangkan
Ketika nasib terkekang poltik yang kau jalankan
Yang dapat memulai perang menuju kehancuran
Manusia mencari keindahan kebenaran
Rangkaian nada menguasai segala kesusahan
Untaian kata merajut bijaksananya pesan
Sajak dan melodi adalah pelarian
Ketika kepenatan mencari pelampiasan
Saat langit termenung tanpa hiasan
Dan jiwa tenggelam tanpa kesan
Namun ketika engkau bersajak berpesan
Saat itulah kau racuni kemuliaan
Kesempurnaan makna kehilangan peran
Kemana lagi manusia mencari keindahan?Â
Tak kau sadari busuknya prasangkaan
Karena sedari awal ingin menjatuhkan
Yang engkau tuliskan hanya keburukan
Pikiran kotor setia dampingi sindiran
Atas nama kesetaraan
Tak ada yang kuasa untuk hentikan
Namun sedialah waktu untuk renungkan
Tercemarlah seni yang kau manfaatkan
Jika kekuasaan yang engkau impikan, jadilah negarawan
Jika bersajak untuk keperdulian, Â jadilah budayawan
Negarawan bersikap dengan kewibawaan
Budayawan berkata-kata penuh kebajikan
Namun keduanya hidup dalam kesederhanaan
Sedialah waktu untuk renungkan
Ronald Hutasuhut, Bandung 9 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H