Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hentikan, Ayah! (bagian 3)

6 April 2017   22:56 Diperbarui: 7 April 2017   08:30 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ke.. kepalaku sakit sekali bu. Ayah mana..?” Sarah merasakan sakit kepala yang hebat dan ia merasa lehernya sulit sekali digerakkan. Sambil berkaca-kaca Ervina memberitahu Sarah bahwa sekarang ayahnya itu harus kerja malam juga. “Kamu jangan khawatir sayangku, setiap malam ayah tidur disini kok jagain kamu”.

Jefri mendapatkan pekerjaan tambahan di bagian dapur sebuah restoran Chinese Food. Tugasnya adalah membersihkan peralatan makan para pengunjung. Setelah selesai di kantor jam 5 sore, Jefri hanya beristirahat satu jam untuk kemudian lanjut bekerja di restoran milik kenalan pak Ben. Jefri selesai bekerja jam 10 malam dan kembali ke RS untuk tidur di lantai kamar RS dimana sarah di rawat. Untung saja kantor memberikan keringanan, Jefri boleh masuk kerja jam 9 pagi.

Lumayan, bisa dapat uang tambahan untuk biaya perawatan Sarah”.

Kondisi Sarah membuat Jefri menjadi berbeda. Ia sering tidak fokus kepada keadaan sekitar karena teringat masa-masa kecerian Sarah. Tapi semua orang bisa memaklumi keadaan Jefri, malah orang-orang sering menghibur dan menasihati Jefri.

10 hari sudah Sarah dirawat, namun belum tampak ada kemajuan dengan kondisi Sarah. Sakit kepalanya semakin parah, Sarah sering meneteskan air mata menahan rasa sakit dikepala dan lehernya, apalagi ketika ia pingin muntah.

Penderitaan keluarga Jefri berlanjut..

Pak Jefri, Ny. Ervina, hasil pemeriksaan yang kemarin menunjukkan penyakit yang diderita Sarah sudah menyerang otak” Dokter Budi menjelaskan kondisi terbaru Sarah. “Itu sebabnya kepala Sarah sakit dan ia sulit menterjemahkan informasi yang kita berikan”. Tidak ada pilihan lain, Sarah harus segera ditangani di ruangan ICU. Sarah akan dipindah sore ini juga!

Aa.. apa kemungkinan terburuknya dok?” tanya Jefri.

.........” Dokter Budi terlihat sedang berpikir. Bukan berpikir mengenai jawabannya, dokter Budi sedang memikirkan cara menyampaikan jawabannya kepada orang-tua Sarah.

... sementara ini Sarah terancam mengalami kerusakan otak permanen...” Dokter Budi langsung berpamitan. Informasi dokter Budi sontak membuat Jefri dan istrinya menangis. Mereka berpelukan sambil berusaha saling menenangkan. Jefri merasa ada sesuatu yang disembunyikan dokter Budi, tapi apapun itu, Jefri tidak berani bertanya lagi.

Jefri diminta untuk menemui bagian keuangan RS. Seolah belum cukup penderitaan keluarga Jefri, pihak RS meminta Jefri menandatangani surat perjanjian membayar biaya rumah sakit. Saat ini total biaya perawatan Sarah sudah mencapai Rp. 32 juta, belum termasuk biaya perawatan di ICU nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun