Duo Ratu Jurnalistik
Dua orang jurnalis wanita senior mencoba menjawab kelemahan sistem debat KPU tersebut. Mereka adalah Rosiana Silalahi (Kompas TV ) dan Najwa Shihab (Metro TV). Melalui masing-masing program, Rosiana Silalahi dengan program Rosi dan Najwa Shihab dengan program Mata Najwa, mereka menawarkan sistem debat yang lebih baik.
Rosi dan Najwa adalah jurnalis kawakan yang disegani. Duo ratu jurnalistik ini dikenal cerdas dan mampu memberikan pertanyaan-pertanyaan kunci kepada narasumber dengan ciri khas masing-masing. Mereka pandai mengorek keterangan dari narasumber, bahkan kepada narasumber yang enggan memberikan jawaban secara jelas.
Mereka juga tahu kapan pembicaraan narasumber harus dipotong. Mereka akan memotong pembicaraan jika pernyataan narasumber dinilai telah jelas atau jika narasumber mencoba mengalihkan topik pembicaraan.
Mereka tahu persis bertanya apa kepada siapa, sehingga masyarakat mendapatkan suatu informasi yang berharga yang layak diketahui.
Baik Rosi dan Najwa tahu posisi mereka sebagai jurnalis yang selalu berdiri di tengah. Mereka tidak memihak dua kubu yang berlawanan. Mereka akan menelanjangi semua narasumber tanpa perduli dari pihak mana dengan pertanyaan-pertanyaan jitu.
Rosiana Silalahi dan Najwa Shihab adalah sosok yang tepat untuk memoderasi sebuah perdebatan sekelas debat Pemilu.
Gagasan Sistem Debat Duo Ratu Jurnalistik
Pada program Mata Najwa spesial Babak Final Pilkada Jakarta, debat tidak resmi antara Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan sebagai calon Gubernur DKI, Najwa memberikan kelonggaran waktu bagi para peserta debat. Tindakan ini memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil debat.
Peserta debat dapat lebih leluasa memaparkan sesuatu. Pada saat sesi dialog dimana peserta saling menanggapi, baik Ahok maupun Anies mendapatkan kesempatan yang lebih untuk menjelaskan sesuatu.