Mohon tunggu...
Ronald Dust
Ronald Dust Mohon Tunggu... Seniman - Seniman Musik dan Jurnalis

Seniman Musik dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kelemahan Sinetron di Televisi

21 Maret 2017   05:56 Diperbarui: 22 Maret 2017   09:00 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Plot cerita yang terlalu rumit.

Alur cerita rumit sekali tapi tidak ada yang unik karena hanya menceritakan hal yang monoton.

5. Background music yang monoton.

Musik latar yang digunakan juga itu-itu saja. Banyak musik latar sinetron yang menggunakan tipe orkestrasi tapi hanya mengandalkan Orchestra Hit dan arpeggio Violin (terdengarnya seperti sound sample, bukan orkestra asli). Ada juga yang menggunakan lagu tema (theme song/soundtrack) yang terlalu sering dimainkan berulang-ulang.

6. Penggunaan efek film atau animasi yang tidak bagus.

Dalam sinetron-sinetron yang delusive seperti sinetron “Ganteng-ganteng Segala”, efek-efek yang digunakan masih terlihat ‘palsu’ buatan komputer. Hewan-hewan animasinya terlihat seperti permainan PS 2 yang disatukan dengan obyek manusia nyata; konsepnya jadi mirip filmSpace Jam” tapi kualitasnya belum sampai ke sana.

Dalam cerita-cerita silat, efek yang digunakan dalam adegan pertarungan juga masih terlihat belum memadai. Contohnya jika pesilat sedang terbang, pergerakkan ia akan terlihat menjadi kaku/kagok. Yang dikhawatirkan adalah komentar asing yang tidak takut terhadap jurus silat Wiro Sableng karena Kung Fu si Yoko the Condor Hero terlihat lebih hebat di TV.

**

Mungkin ini informasi yang tidak penting tapi satu-satunya drama serial TV yang suka hanya “Ok Jek”. Walaupun tidak sempurna tapi begitu mewakili kehidupan nyata masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun