Dosenku yang memang katanya jago lempar lembing mendapatkan kembali momennya saat kapur itu mendarat mulus di tengah pipi kananku. "Ronald, can you tell me what is phonology?, aku yang dari tadi memang tidak konsentrasi mengikuti mata kuliah itu hanya bisa menjawab: "Sorry, sir! I can't hear your voice". Jawabanku sontak membuat seisi kelas riuh dan berujung pada ngambek-nya sang Dosen lalu keluar dari kelas. Aku tertawa, semua tertawa.
Waktu terus berlalu. Jam kuliah sudah berakhir.Â
Pesan rahasia yang kutitipkan ke adikku sebelum saya berangkat kuliah tadi pagi sudah disampaikan dan hasilnya pun maksimal. Kami berdua akhirnya jadian. C & R in love, begitulan kami menyingkat nama kami masing-masing biar terlihat agak keren. Romantisme ala remaja dipamerkan. Puisi malam yang dipandu penyiar handal serta request lagu di saluran 101.1 BS FM, Jalan Slamet Riyadi kerap mengudara di jam 22.00. 'Hero', dengan liriknya: I can be your hero baby, I can kiss when you pain, and I would stand by you forever, menjadi nada akrab pengantar tidur malam, aku juga dia.
Hingga akhirnya:Â
 'Kaka, kita sudah sejauh ini. Saya harap kaka tetap berdiri di sisi saya. Menjadi partner saya dalam suka maupun duka, menjadi ayah dari anak kita nantinya, pintanya seraya bersandar di bahuku. Kemudian, Ia rebah. Sebentuk kecup mendarat akrab, rapat, dan lama pada keningnya. Ku Nikahi Kau dengan WISH ME LUCK, kataku setengah berbisik.Â
Semoga kau memberiku keberuntungan. Hanya keberuntungan yang membuat kita berdua nantinya bertahan, hanya keberuntungan yang membuat kita berdua berdiri sama tinggi dengan mereka-mereka di luar kita. Sebab aku hanya punya cinta. Bukankah hanya cinta sejati yang sangggup meluluh lantakan tantangan? Aku mencintaimu segenap hatiku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H