Â
Rupanya, adanya perbedaan pengertian dari perjanjian Deklarasi Panmunjom. Hal inilah yang menjadikan Korut kembali melakukan aksi provokatifnya. Hasil dari deklarasi tersebut, Korut beranggapan bahwa Korut setuju akan menghapuskan senjata nuklirnya jika AS lebih dulu membinasakan segala hal senjata nuklirnya di Korsel. Disisi lain, AS hanya akan menyetujui hal tersebut apabila Korut lebih dulu menghapus senjata nuklirnya. Respons kedua negara inilah yang kemudian menjadikan hasil buntu dari perencanaan program denuklirisasi Semenanjung Korea.
Â
Hingga saat ini, Semenanjung Korea terus berada di bawah bayang-bayang akan perang nuklir. Ancaman potensi perang nuklir terus meningkat kian tahun berlalu. Tidak hanya Semenanjung Korea, tetapi negara sekitar terpaksa harus meningkatkan kesiagaan mereka terhadap potensi ancaman perang nuklir ini. Tidak hanya negara sekitar seperti Jepang dan China, dampak perang ini dapat melampaui batas kawasan Semenanjung Korea. Potensi perang nuklir ini juga akan berdampak memengaruhi pasar global. Seperti halnya di tahun 2017, uji coba yang dilakukan melampaui batas wilayah udara Jepang sehingga menimbulkan penurunan tajam pada indeks pasar. Tidak hanya itu, menurut Survei Geologi AS, uji coba di tahun tersebut juga menyebabkan gempa bumi berkekuatan 6,3 skala Ritcher.
Â
Konflik di Semenanjung Korea harus dipandang dengan serius oleh komunitas internasional. Dampak dari konflik ini tidak hanya dirasakan oleh kedua negara yang terlibat, tetapi juga berpotensi memengaruhi stabilitas regional dan global. Ancaman nuklir, ketegangan militer, serta risiko kemanusiaan yang terus berkembang menuntut perhatian dan solusi yang komprehensif dari berbagai pihak. Kerja sama internasional yang kuat, diplomasi yang intensif, dan komitmen terhadap perdamaian adalah kunci untuk mencegah eskalasi lebih lanjut. Hanya dengan demikian, harapan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea bisa menjadi kenyataan, membawa manfaat bagi seluruh dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H