Mendengar cerita tersebut,Beni kembali merenung bahwa memang ego lah yang selama ini sering merajai benaknya dan mungkin teman-temannya juga,
ego hadir di antara rasa yang ingin di puaskan,
di antara salah yang ingin di benarkan,
di antara hati yang ingin di menangkan, sejatinya puas,benar,menang itu palsu ketika di kemas dengan ego yang menggebu.
Melani dan Resha pamit pulang setelah bertemu dan puas mengobrol dengan beni,sebelum mereka pulang beni meminta nomer HP Andre ke Resha,dan meminta Melani menunggu sebentar,beni beranjak pergi ke kamar dan mengambil sebuah amplop bergambar kan bunga,lalu ia berikan kepada Melani,
" Di bukanya di rumah ya Mel,jangan sampe Resha tau isinya"
jelas beni tersenyum sambil melirik dengan gaya mengejek kepada resha
"Baiklah"
Jawab Melani singkat dengan senyumnya yang berbunga-bunga
"Sorry ya,gue gkk kepo kaya elu Ben"
Saut resha cetus
Melani dan Resha bergegas pergi,tak lupa mereka berpamitan pada Bu Linda yang sedang sibuk di dapur,
Di antara langkah mereka, Resha mencolek jail Melani,
"Gkk akan di buka sekarang Mel?"
Bujuk Resha penasaran dengan isi amplop yang di berikan beni
"Hehee...nanti ya denger cerita nya aja"
Jawab Melani tersipu membuat Resha penasaran
Merekapun berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing,
Setelahl Melani dan Resha pergi,beni membuka HP untuk menghubungi Andre,mereka menjadwalkan pertemuan bersama geng motor untuk menjelaskan kesalah pahaman yang telah terjadi agar tidak ada pertempuran berdarah lagi.
Strategi di susun oleh beni dan Andre,juga upaya antisipasi di lakukan untuk persiapan tidak terduga jika kondisi di luar kendali terjadi,
Rancangan visi dan misi mereka ulas bersama agar setiap pihak mendapatkan kemenangan tanpa adanya pihak yang di rugikan,beni terkagum dengan konsep dan sudut pandang Andre yang iia anggapnya brilian, seperti mustahil tapi harapan nyata di depan mata tergambar jelas untuk mengahiri konflik yang telah merenggut nyawa.