Mohon tunggu...
Rona Budiawan
Rona Budiawan Mohon Tunggu... Lainnya - rona_inlife

Dapatkan keajaiban dari membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dilan Versi Gue (Eps 2)

3 Agustus 2021   09:47 Diperbarui: 9 Agustus 2021   10:25 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wattpad/ronabudiawan

Baca dulu sinopsis nya

Baca juga episode sebelumnya

Dilan versi gue episode 2 (lupakan luka)

Beni menahan segala rasa amarahnya setelah ia mendapatkan tamparan dari bu asih,ingin ia menjelaskan apa yg sesungguhnya terjadi,

tapi beni memilih untuk diam dan meminta maaf kepada bu asih,

"Maaf bu" ucap beni lirih
Beni melihat ada rasa penyesalan dari mata bu asih setelah apa yang ia lakukan pada beni,

"Beni pamit dulu bu"
sambil menjulurkan tangan lalu mengucap salam

"Assalamualaikum"

Beni membuka pintu mobil lalu bergegas menuju sekolah,
nampak dari sepion mobil bu asih masih berdiri di depan gerbang rumah dengan pandangan kosong,mungkin rasa bersalah masih membayangi bu asih,

Beni melihat jam di layar audio mobil jodi menunjukan jam 06:53
Masih ada waktu 7 mnit untuk tiba di sekolah,jarak rumah melani ke sekolah cukup dekat,mungkin hanya 5mnit saja,

beni masih merenung terbayang kejadian yg baru ia alami,ada rasa trauma dan kesal,tapi beni lebih memilih memikirkan apa yg akan terjadi pada melani,semoga ia baik" saja...

Melani masuk kamar di bimbing simbok,kamar yg nampak kuat dengan warna pink nya terlihat menjadi samar kelabu oleh melani,mungkin efek dari mabuk,dan ngantuk yg ia alami,

tidak lama kemudian ibu asih masuk kamar dengan raut muka yg pucat,antara kuatir pada melani,dan rasa bersalahnya pada beni,

Melani merebahkan diri di kasurnya yg empuk dan menutup tubuhnya dengan selimut yg lembut,
Melani membayangkan betapa marah ibu asih padanya,

"Ambilkan air hangat mbok",perintah bu asih

"Baik bu"
Simbok pun bergegas keluar dan menutup pintu kamar

Melani masih termenung dan takut di balik selimutnya,
Seperti ada bayangan yg semakin jelas,melani merasakan ke hangatan yg mendekat pada tubuhnya,
Perlahan bu asih memeluk melani dari belakang,

"Maafkan ibu ya mel,"
Terasa tetesan hangat air mata bu asih membasahi pipi melani,

" melani yg salah bu,melani harusnya tak seperti ini" jawab melani mulai terisak-isak menahan tangisnya, lalu membalikan badan memeluk bu asih,

Suasana haru mencair di dalam kamar melani,seakan beku yg telah lama meraja sirna oleh rasa kasih dan sayang yg selama ini jarang tersampaikan di antara mereka,

Tok...tok...suara ketukan pintu membuyarkan suasana,

"Masuk mbok" teriak bu asih,

Bu asih menyerahkan segelas air hangat yg di tutup,nampak titikan selayak embun menempati dinding gelas yg tidak terisi air,

"Makasih mbok" bu asih mengambil gelas tersebut dan mengarahkan ke bibir melani yg biasanya merah tapi kali ini nampak pucat membiru,

"Di minum dulu sayang" pinta bu asih pada melani,

Melani pun meneguk air tersebut hingga tersisa sedikit,

Bu asih mejauhkan gelas dari bibir melani yg mulai nampak memerah dan menyerahkannya pada simbok

Di ambilah gelas oleh simbok lalu ia bawa keluar kamar.

Di sisi lain beni berusaha memperbaiki suasana hatinya dengan mendengarkan musik dari audio mobil,di pindahkan beberapa kali frekuensi radio untuk mencari lagu yg menyejukan hatinya,
pencarian beni berhenti ketika mendengar lagu sheila on 7 dengan judul berhenti berharap,

"Mengapa ada derita,
bila bahagia tercipta,
mengapa ada sang hitam,
bila putih menyenangkan"

beni bernyanyi mengikuti alunan musik

Tepat pukul 7 beni tiba di sekolah,beruntung gerbang sekolah belum di kunci,
nampak dari kejauhan para siswa telah berkumpul rapi untuk persiapan upacara,
Dengan cepat beni memarkirkan mobil dan mengambil topi di dalam tasnya,

Beni berusaha berlari agar bisa ikut upacara tepat waktu,sayangnya upacara telah di mulai,beni memelankan langkahnya lalu di berhentikan oleh pa nanang,salah satu guru yg bertugas untuk mengatur upacara,

"Selamat pagi pa nanang" sapa beni dengan mencium tangan pa nanang,
"Tumben kesiangan ben" jawab pa nanang yg mengarahkan beni ke barisan terpisah paling depan yg menandakan peserta upacara tidak disiplin,

" Atuh pa" beni berusaha membujuk pa nanang agar ia tidak berdiri di barisan tersebut,

Pa nanang hanya menggelengkan kepala dan tersenyum pada beni tanda penolakan akan usaha rayuan beni,

Beni berjalan berlahan menuju barisan terpisah paling depan dengan memegang topinya,
ia melewati beberapa barisan lain yg sudah berjajar rapih dari tadi,

memang setiap hari senin siswa selalu sudah siap berbaris sebelum jam 07:00 untuk persiapan upacara,dan upacara sendiri di mulai jam 07:00
di sekolah beni sangat disiplin jadi apabila ada yg terlambat upacara atau tidak membawa topi,mereka harus berdiri di barisan terpisah dan tempatnya paling depan,selain itu posisinya sngat jelas dan terpampang sinar matahari, jelas itu barisan yg sangat di hindari para siswa,karna reputasinya jadi buruk bila berada di barisan itu,dan tentunya terik matahari akan menemani hingga akhir upacara,dan bisa di pastikan mereka yg berdiri disana akan mandi keringat...

Di tengah perjalanan,beni melewati barisan kelasnya,beni melihat adam tidak membawa topi,

"Adam" teriak lirih beni agar tidak menarik perhatian

Adam menoleh,lalu di lemparkannya topi beni pada adam,

Adam tersenyum" thanks ben" ucap adam sambil menangkap topi

Beni tiba di barisan siswa tidak disiplin,ia disana baru seorang diri,

Upacara sudah di mulai,menyusulah akbar,cahya,di barisan tersebut,

"Kesiangan ya" sapa beni

"Iya ben,padahal cuman telat 1 mnit"
Jawab akbar dengan bajunya yg selalu di keluarkan,

Akbar adalah sahabat beni dari smp,
Iia terkenal sebagai siswa yg keras kepala,akbar dan beni dulunya merupakan salah satu member geng motor terkenal di bandung,bahkan  beni sempat di percaya sebagai panglima perang di geng tersebut,

hingga akhirnya gelar itu di berikan kepada akbar setelah beni memutuskan keluar dari keanggotaannya sebagai geng motor tersebut ketika kakeknya meninggal,
Di sekolah mereka sangat disegani oleh siswa - siswi lain,

Terlihat dari kejauhan pa nanang mulai oprasi melihat siswa yg tidak membawa topi untuk di antarkannya ke HOT LINE,ya hot line adalah sebutan yg biasa siswa berikan kepada barisan dimana beni berdiri saat ini,di karnakan di barisan itu matahari sangat terik,sehingga para siswa menyebutnya HOT LINE

Terlihat rian di tarik karna tidak membawa topi,menyusul adit lalu rafly,mereka adalah teman beni yg berbeda kelas

Beni kembali fokus mengikuti upacara,di tengah hikmatnya beni berupacara,ada tangan jail dari belakang mencolek beni,beni menoleh ke belakang,

"Nah...loh...ngapain loe adam dsni,bkannya tdi sudah saya pinjamkan topi",tanya beni aneh

"Topinya saya kasih ke resha," jawab singkat adam sambil mengedipkan mata,

Dasar you...sambil menggelengkan kepala beni kembali fokus upacara,

Resha adalah bintang kelas,dan memang dari dulu adam berusaha mendapatkan hati resha,sayangnya hati resha sudah terlebih dahulu berlabuh pada ketua osis kakak kelas mereka dulu yg sekarang melanjutkan studi di luar negeri,resha LDR dengan kang andre,tpi nampak sejauh ini resha nyaman menjalani hubungan tersebut,sehingga adam hanya bisa bersabar menunggu peluang terbuka kembali untuk mendapatkan resha,walaupun itu hanya sekedar mimpi,tapi adam bahagia bila melihat resha bahagia,ia sadar dan paham bahwa cinta itu tak harus memiliki

Tidak terasa upacara selesai,beni bergegas ke mobil untuk mengambil tas,perhatiannya tertuju pada cahaya kilau di jok penumpang depan,ia melihat cincin indah berkilau yg semakin silau oleh sinar mentari yg menembus kaca depan mobil,beni mengambil cincin tersebut dan menyimpannya,
"Mungkin ini punya melani" tebak beni dalam hati,
Beni menutup pintu mobil lalu menuju ruang kelas,

Terlihat adam dan resha sedang ngobrol asik di depan kelas,adam berdiri bersandar tembok sambil memegangi topi,sedangkan resha duduk di kursi yg terbuat dari susunan bata berlapis semen yg di alaskan bantal lembut berbulu, beni pun datang menghampiri mereka.

"Makasih ya ben" adam melempar topi milik beni,
dengan sigap beni menangkapnya

"Ouuu....itu topi kamu ben,kirain punya adam,dasar kalian ini memang orang yg aneh"...tawa resha manja

Mereka bergegas masuk kelas setelah bell tanda belajar dimulai berbunyi...

Sambil melangkah menuju meja kelas angan beni memikiran melani,
Tak biasanya iia khawatir pada seorang wanita hingga sedalam ini.

Episode selanjutnya

Wattpad/ronabudiawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun