beni masih merenung terbayang kejadian yg baru ia alami,ada rasa trauma dan kesal,tapi beni lebih memilih memikirkan apa yg akan terjadi pada melani,semoga ia baik" saja...
Melani masuk kamar di bimbing simbok,kamar yg nampak kuat dengan warna pink nya terlihat menjadi samar kelabu oleh melani,mungkin efek dari mabuk,dan ngantuk yg ia alami,
tidak lama kemudian ibu asih masuk kamar dengan raut muka yg pucat,antara kuatir pada melani,dan rasa bersalahnya pada beni,
Melani merebahkan diri di kasurnya yg empuk dan menutup tubuhnya dengan selimut yg lembut,
Melani membayangkan betapa marah ibu asih padanya,
"Ambilkan air hangat mbok",perintah bu asih
"Baik bu"
Simbok pun bergegas keluar dan menutup pintu kamar
Melani masih termenung dan takut di balik selimutnya,
Seperti ada bayangan yg semakin jelas,melani merasakan ke hangatan yg mendekat pada tubuhnya,
Perlahan bu asih memeluk melani dari belakang,
"Maafkan ibu ya mel,"
Terasa tetesan hangat air mata bu asih membasahi pipi melani,
" melani yg salah bu,melani harusnya tak seperti ini" jawab melani mulai terisak-isak menahan tangisnya, lalu membalikan badan memeluk bu asih,
Suasana haru mencair di dalam kamar melani,seakan beku yg telah lama meraja sirna oleh rasa kasih dan sayang yg selama ini jarang tersampaikan di antara mereka,
Tok...tok...suara ketukan pintu membuyarkan suasana,