Mohon tunggu...
Rona Budiawan
Rona Budiawan Mohon Tunggu... Lainnya - rona_inlife

Dapatkan keajaiban dari membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dilan Versi Gue (Eps.1)

2 Agustus 2021   08:30 Diperbarui: 9 Agustus 2021   09:50 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wattpad by rona budiawan

Baca dulu sinopsis nya

Dilan versi gue episode 1 (oleh pagi)

pagi itu....17 tahun yg lalu beni hadir di dunia ini dengan di iringi kebahagiaan,

beni anak pertama,tentunya anak yg di nantikan oleh pasangan yg baru saja menikah,

ayah beni seorang pengusaha bernama Robi Wijaya,
pengusaha yg royal,baik,dan disiplin,
pa Robi adalah pekerja keras,iya memiliki banyak property di kota-kota besar,
termasuk kota bandung yang terkenal dengan wisata,fashion dan tentunya kulinernya yg memanjakan lidah,

Keluarga pa Robi lebih memilih tinggal di bandung,karna sebagian besar keluarga mereka tinggal di sana,selain itu bandung punya udara yg sejuk,dan segala fasilitas dapat di akses dengan mudah di kota kembang tersebut,

Kembali ke pagi,bukan pagi di masa lalu,pagi ini cukup mendung,Beni melihat jam dinding di kamarnya sudah melampaui alarm yg dia pasang pukul 04:00

"Shiit...udh jam 6",gerutu beni dalam lirih,kali ini dia tidak mandi,beni pergi ke toilet di kamarnya untuk mengambil sikat gigi yg baru dia beli semalam,dengan cepat dia membuka plastik yg masih membungkus sikat tersebut,di ambilnya pasta gigi dengan rasa mint,"

haduhh...udh mau abis,kenapa semalam gkk sekalian beli",sesal beni...

Keluar dari toilet beni bergegas memakai seragam untuk bersiap berangkat sekolah,beni siswa kelas XII disalah satu sekolah swasta terbaik di bandung,jarak dari sekolah ke rumahnya sekitar 1,5km,

Beni turun ke dapur yg berada di lantai dasar,

"selamat pagi bun",sapa beni dan memberikan pelukan hangat pada ibunya,

"Pasti gkk sholat subuh",sambut bunda linda,
Linda adalah ibu yg melahirkan beni di pagi hari 17 tahun yg lalu,

"hehee..." beni tersenyum menjawab sambutan bundanya,"maaf bun beni kesiangan" ,

"pantes baunya beda,gkk mandikan",celoteh bunda linda sambil mencubit pipi beni,"cepet sarapan a",

"Ok bun",jawab beni

Aa adalah sebutan sayang untuk beni,
Beni mengambil sepotong roti tawar yg kemudian ia taburi selai coklat kesukaannya,setelah terlebih dahulu menghabiskan omlet yg di buat sang bunda,

"ayah pulang kapan bun",tanya beni begitu roti tertelan bersih olehnya,
"pling nanti malam pulang",jawab bunda,

Ayah beni sedang keluar kota 2 hari yang lalu untuk keperluan bisnis sekalian mendatangi pernikahan anak rekan bisnisnya di bali,

Di teguk susu hangat yg tersedia di meja makan,

"beni berangkat sekolah ya bun",sambil mencium tangan bunda,

"hati-hati ya syang",jawab bunda dengan mendaratkan ciuman sayang di kening beni,
"di antar pa taryo atau naik sepeda a?"

"Naik sepeda aja bun,sambil olah raga hehee..."

"Pake helm ya a..."

"Ok bun...."

Di ambilnya helm yg berada di rak lemari,helm tersebut kado dari kakek beni ketika beni ulang tahun yang ke 16,kakek beni meninggal kurang dari setahun yg lalu karna serangan jantung,

Sang kakek merupakan letjen TNI purnawirawan yg sangat di hormati masyarakat luas,

suasana duka dan kehilangan tentu masih membayang di hati beni,karna memang ia sangat dekat dengan kakeknya,setiap car free day,mereka selalu mengayuh sepeda bersama sambil menikmati jajanan kuliner bandung...

beni melangkah menuju sepeda BMX warna hitam di garasi rumahnya,
"assalamualaikum"
sambil mengayuh sepeda beni keluar rumah,

"Gkk di anter aja a",tanya pa taryo menyapa di halaman rumah,

"nanti aja pulangnya di jemput pa",jawab beni sambil menghampiri pa taryo untuk berpamitan dan mencium tangannya,

pa taryo adalah driver keluarga pa roby,sebelum beni lahir pa taryo sudah bekerja bersama ayahnya,iya sangat baik,rajin,dan jujur,umurnya sudah lebih dari 50 tahun sehingga beni mengganggap pa taryo seperti keluarganya sendiri...

"Assalamualaikum"
beni keluar gerbang rumahnya,
Dia lihat jam di sebelah kiri tangannya menunjukan pukul 06:30
Masih ada waktu 30 menit sebelum ia mulai upacara,

biasanya beni memerlukan waktu 15-20 mnit untuk tiba di sekolah dengan naik sepeda,
Beni biasa berangkat sekolah jam 05:30 karna di waktu itulah jalanan bandung masih sepi dan udara begitu sejuk, terkadang mataharipun blm terlihat,sehingga beni dapat menikmati siklus alam yg sering di kutip dari RA kartini "habis gelap terbitlah terang" dan memang itu sangatlah indah,bagaimana beni menikmati detik detik pergantian alam,apalagi klo cuaca sedang bahagia beni bisa melihat jelas sunrise memanjakan matanya dan juga menghangatkan raganya hingga menyusup ke dalam jiwa,sungguh hangat yg sempurna,

Sambil mengayuh sepeda beni membaca dzikir di dalam hati mengikuti ayunan kakinya,hal ini di ajarkan oleh pa roby agar jiwa,raga,pikirannya selalu bersama yg maha kuasa,dan tentunya itu sangat menyejukan hati,

Kayuhan beni terhenti di lampu merah,fokusnya terpecah oleh suara musik keras dari dalam mobil sebelah kanan,ia melihat sosok wanita yg jelas dia kenal,"itukan melani"

Melani teman satu sekolah beni,walaupun berbeda kelas,beni mengenal melani dengan baik,melani adalah korban broken home,orang tuanya cerai 2 tahun yg lalu,sekarang melani tinggal bersama ibunya yg seorang wanita karir,ayahnya tinggal di jakarta,dia juga punya kakak yg sedang kuliah di jogja,melani bisa di sebut bintang sekolah,karna memang sosoknya yg mempesona,dia juga pintar,walaupun dia salah satu siswa yg sering keluar masuk ruangan BP karna beberapa masalah,dan perkenalan kami pun sebetulnya terjadi di ruangan BP waktu kita masih kelas X,

Beni mengetuk pintu kaca mobil tempat melani duduk,
"hai mel..."
Di bukanya kaca mobil,melani duduk di kursi penumpang depan,nampak di sebelah kanannya sosok pria tampan sedang memegang stir kendali,mereka berdua nampak kurang tidur dan terlihat agak sedikit mabuk,itu nampak dari mata melani yg merah dan lemas,

"Haii ben",sapa melani...

"Aduuuhh...kalian kelihatan kacau sekali",jawab beni

Aku gkk akan sekolah ya ben,semalem kita habis party acara ulang tahun temen jodi,ucap melani sambil melirik ke arah jodi,

"Ooo...ini jodi yg dulu diceritain melani,yg sekarang jadi pacarnya"
Bisik beni dalam hati,

"Gue mau minta tolong boleh gkk ben" tanya jodi,
Apa kang? Jawab beni

Tolong anterin melani lah,ini gue udh kesiangan mau presentasi tugas kuliah,klo saya anterin ke rumahnya nanti saya muter jauh,dan pasti macet,gue gkk tega klo melani harus naik taxi,biar gue aja yg naik taxi, jadi loe yg bawa mobil anter melani,rumah melani searahkan ke arah sekolah...sepeda naikin aja di bagasi belakang,

"Kita menepi ke kiri dulu aja deh..."
Jawab beni

Lampu merah pun berubah hijau,
Suara klakson mulai bergerumuh mengudara,

Beni belok ke kiri di ikuti mobil jodi,mereka menepi di persimpangan jalan,

"Kamu gpp syang di anter beni pulang,tanya jodi"
"Ok lah,yg penting nyanpe rumah,gkk kuat ngantuk banget"jawab melani

Mereka pun bergegas,beni dengan cepat membuka bagasi belakang mobil dan memasukan sepeda kedalamnya,

jam menunjukan pukul 06:40,beni mengambil alih kemudi dan jodi pun turun untuk memanggil taxi,
Hati- hati ya syang,jng lupa ngasih kabar,jodi mencium kening melani dri celah jendela pintu mobil,
"Iya syang" jawab melani singkat,

Beni menginjak gas,lalu memutarkan mobil kembali ke jalur semula,
"Nitip melani ben,"teriak jodi dri luar,
Beni membalas dengan menekan klakson mobil yg di kendarainya kini,

"Kamu gkk papa mel" tanya beni memulai pembicaraan
"Ngga ben,cuman sedikit pusing,makasih ya jadi ngrepotin",jawab melani
"Ini ada permen",beni mengambil permen dari saku bajunya,
"Makasih beni",senyum melani

Mereka ngobrol santai di sepanjang jalan,tidak terasa mereka sudah tiba di rumah melani,

Beni turun membuka pintu mobil,
Di sisi lain terdengar juga suara gerbang pintu rumah melani terbuka,

nampak ibu melani dan salah seorang asisten rumah tangganya,
Ibu melani memghampiri dengan wajah cemas dan terlihat marah...

"Dari mana saja kamu",teriak ibu asih,ia adalah ibunda melani yg menurut melani super sibuk melebihi pejabat negara,

Melani terdiam,dan beni hanya bisa tersenyum,

"bawa melani ke dalam,"bu asih menyuruh ART,
Melani pun di bimbing masuk rumah oleh simbok dengan keadaan lemas,

Simbok adalah sebutan akrab untuk ART bu asih tersebut

"Awas ya kamu,jangan sekali-kali lagi ajak anak saya main gkk bener kaya gini," teriak bu asih sambil melemparkan tamparan di pipi beni,

Beni kaget,kesal,dan tentunya sedikit tidak terima dengan apa perlakuan bu asih terhadap beni

Episode selanjutnya

(Wattpad by Rona Budiawan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun