Selanjutnya,  Mas'ud Ziremi, Subaidi Mukhtar, dan Munir Al-Fanani dalam kontsalasi  politik memiliki gerbong PKB. Dari sisi kekuatan politik parpol ini  merupakan pemenang pemilu kedua di Jombang dengan raihan 8 kursi di DPRD  Jombang. Baik Nyono maupun Mundjidah bisa saja terbantu mendulang suara  apabila kekuatan PKB dalam merangkul pemilih saat Pilkada apabila  parpol ini efektif memainkan strategi politiknya.
Selain  PPP, PKB juga dikenal dekat dengan nahdliyin karena pendirinya mantan  Ketua PBNU, yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Tentu ini juga apabila  PKB masih efektif mendekati dan merawat warga nahdliyin.
Lalu,  siapakah dari tiga nama figur kader PKB yang paling efektif  menggerakkan kekuatan partai memenangkan Pilkada dan memliki kemampuan  personal mendampingi Nyono maupun Mundjidah menjalankan pemerintahan  kedepan?
Nama Warsubi  secara kendaraan politik secara normatif tidak termasuk kader parpol.  Disisi lain, Warsubi merupakan Kepala Desa Mojokrapak, Kecamatan  Tembelang yang dikenal memiliki kekuatan finansial. Disisi lain, Warsubi  sudah dua periode menjadi pimpinan desa. Efektifkah kekuatan politik  finansial dan kemampuannya memenangkan Pilkada untuk Nyono atau  Mundjidah ketika dijadikan Cawabup? Serta bisakah Warsubi menjadi  pendamping Nyono atau Mundjidah dalam menjalankan kepemimpinan kedepan.
Rohmad  Abidin merupakan kader PKS yang memiliki 5 kursi di DPRD Jombang.  Kekuatan politik PKS serta kemampuan Rohmad Abidin tentu menjadi  pertimbangan baik Nyono maupun Mundjidah dalam memilih Cawabup. Strategi  politik yang dimainkan PKS harusnya dipelajari oleh Nyono maupun  Mundjidah untuk mengetahui efektifitas partai ini dalam menyedot suara  pemilih. Serta kemampuan Rohmad Abidin dalam mendampingi Cabupnya  menjalankan pemerintahan kedepan.
Terkahir,  nama Ali Fikri yang notabene memiliki kekuatan PAN sebagai kendaraan  politik. Pengalaman Ali Fikri menjadi Wabup menjampingi Suyanto (mantan  Bupati Jombang) juga menjadi pertimbangan. Dalam merangkul suara  pemilih, strategi dari Ali Fikri dan PAN juga perlu diukur.
Semua  ini tidak lain supaya Nyono maupun Mundjidah tidak salah langkah  memilih Cawabup dalam Pilkada kali ini. Sekali lagi, salah memilih  Cawabup juga berakibat pada peta kekuatan politik masing-masing calon.
 Wallahu A'lam Bi Showab
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H