Mohon tunggu...
ROMO NTB
ROMO NTB Mohon Tunggu... Wiraswasta - muslim, plural, akar rumput

Aku adalah apa yang diinginkan Tuhan atas diriku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terima Kasih, Bu Kantin

25 Maret 2022   00:55 Diperbarui: 25 Maret 2022   01:31 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kantin/Sumber: Line Today

Hampir semua orang pasti pernah berinteraksi dengan sebuah objek yang dinamakan KANTIN. Mulai dari jaman sekolah, kompleks perkantoran sampai ke ruang publik lainnya.

Interaksi tersebut tentu saja beragam. Ada yang manis dan ada yang pahit. Tanpa kita sadari, dalam perjalanan hidup kita, kantin selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kita bisa sampai ke titik sekarang, sedikit banyak ada peran kantin didalamnya. Kantin, walaupun pemiliknya berganti, menjadi saksi bisu perjalanan hidup kita.

Bagi yang belum mengenal kantin, ini adalah sebutan untuk sebuah bangunan yang biasanya digunakan untuk menjual makanan dan menu lainnya. 

Terletak di bagian belakang sebuah kompleks sekolah, kampus maupun perkantoran. Banyak hal yang terjadi di sebuah kantin. Tidak jarang, sebuah ide ide besar lahir dari kantin. Ketika perut kenyang, pikiran pun terang, dan ide ide kreatif mengalir dengan cemerlang. Boleh jadi begitu..

Kantin, umumnya buat mahasiswa perantau sering menjadi penyelamat. Wabil khusus ketika tanggal tua dan kiriman uang dari kampung belum tiba. 

Jika sudah akrab dengan pemilik kantin, makanan pengganjal perut selalu tersedia, tentu saja dengan modus bayar dibelakang alias "ngutang", hehehe..tak jarang pula, khususnya untuk penganut paham love on the first sight", kantin menjadi ajang untuk benih cinta itu bersemi pada pandangan pertama, karena kantin adalah tempat berkumpulnya banyak manusia, , dengan beragam keunikannya. Dari mata turun ke hati, apalagi ketika perut kenyang, walau ujung ujungnya, ya ngutang..hehehe..

Kantin pun sering menjadi tempat yang nyaman untuk membangun diskusi. Sebagai tempat berkumpulnya, anak segala bangsa, mengutip judul buku Pramoedya Antara Toer, sembari ngopi, berdiskusi dan merancang ide ide kreatif seringkali berawal dari sebuah tempat yang bernama kantin.

Sang pemilik kantin, yang biasa kita panggil Bu Kantin, bisa jadi adalah orang yang memegang banyak informasi. Karena banyak hal, sering dibicarakan di kantin. Dalam banyak kesempatan, informasi dari pemilik kantin jauh lebih valid dari media informasi resmi sebuah entitas. 

Lha, bagaimana tidak, hampir semua informasi dibicarakan di kantin, ya wajar saja kalau informasinya lebih valid dan cepat..hehehe..bahkan dalam catatan penulis, beberapa kawan lebih merasa nyaman bercerita dari hati ke hati dengan Bu Kantin, bisa jadi karena Jjwa melayani yang sangat kuat, sampai curhatan pun dilayani dengan paripurna oleh seorang Bu Kantin, excelent servicess..

Kantin, khususnya kantin kampus, pun selalu menjadi tempat rendezvous yang menyenangkan. Ketika acara temu alumni terutama, hal yang seringkali ditanyakan justru adalah keberadaan kantin, apalagi jika pemiliknya masih sama seperti jaman kita kuliah, maka temu kangen dengan pemilik kantin akan terasa sangat menyenangkan. 

Buat sebagian orang, temu kangen dengan pemilik kantin, bisa jadi digunakan untuk menebus "catatan dosa" alias buku utang yang belum sempat terselesaikan di masa lalu..hehehe..

Dari kantin, kita belajar banyak tentang nilai nilai kehidupan. Betapa lapang dan mulianya hati para pemilik kantin tersebut. Dengan segala kesederhanaannya, mereka memasak, memberi makan dan setia melayani kita semua, yang bisa jadi bukan siapa siapa buat mereka. 

Tidak bisa dipungkiri, kita bisa sampai ketitik saat membaca tulisan ini, jelas ada peran besar mereka didalamnya. Entah bagaimana membalas semua Budi baik mereka, para pemilik kantin ini, bisa jadi tidak cukup hanya dengan doa. 

Terima kasih kantin dan para pemiliknya tentu saja. Besar jasamu dalam melayani kami tentu tidak terkira. Mohon maap yang sebesar besarnya jika masih ada "catatan dosa" yang belum terhapus, sungguh, hal tersebut tentunya tanpa disengaja. Terima kasih, untuk semuanya. Tabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun