Mohon tunggu...
DAyat RM
DAyat RM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menggali Potensi Wisata dari Desa Terdampak Banjir Rob Kabupaten Pekalongan

12 November 2022   23:38 Diperbarui: 12 November 2022   23:39 658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan Alam Kabupaten Pekalongan Bagian Utara

Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki banyak potensi. Baik secara geografis maupun sosial dan budaya. Pekalongan juga terkenal dengan baju batiknya yang sudah mendunia. Bahkan, terdapat International Batik Center (IBC) yang terletak di Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan. 

Pekalongan juga memiliki wisata alam yang dapat memanjakan mata karena keindahanya, seperti Curug Bajing di Kecamatan Petungkriyono dan Wisata alam Paninggaran. Keadaan sosial budaya Pekalongan yang masih tergolong Kota Santri juga memberikan kesan kota yang ramah dan nyaman.

Dari semua keindahan alam yang Kabupaten Pekalongan miliki, sebagian besar terletak di Pekalongan bagian selatan. Daerah tersebut merupakan dataran tinggi yang masih asri, memiliki udara sejuk dan banyak spot wisata alami. Berbeda dengan Kabupaten Pekalongan Bagian Utara yang sebagian besar terkena dampak banjir rob.

Banjir rob berhasil mengubah segala hal di Pekalongan bagian utara. Kecamatan Tirto merupakan salah satu yang terkena dampak banjir tersebut. Kecamatan yang awalnya memiliki banyak lahan pertanian sekarang tenggelam. Lapangan sepak bola, taman desa, bahkan rumah warga juga menjadi korban banjir rob tersebut.

Terdapat 4 desa di Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan yang terdampak banjir. Ke-4 desa tersebut adalah Desa Karangjompo, Desa Tegaldowo, Desa Mulyorejo dan Desa Jerusari.  

Memang, banjir rob adalah bencana yang sulit dihindari, Berdasarkan Penelitian ITB rata-rata Pekalongan mengalami penurunan tanah sekitar 24 cm/tahun". Artinya, banjir rob adalah bencana alam yang semakin hari semakin mengancam apabila tidak teratasi.

Namun, apakah banjir rob tersebut berhasil meluluh lantahkan semangat Masyarakat Terdampak Banjir??.

Tentu saja tidak, masyarakat selalu mencari jalan keluar untuk tetap survive dengan kondisi alam yang berubah. Bahkan masyarakat mulai menggali potensi dari dampak banjir rob. Lahan yang dahulu digunakan sebagai area pertanian kini beralih menjadi pertambakkan. Masyarakat mulai belajar berternak dan mencari ikan. 

Pemerintahan Kabupaten Pekalongan juga tidak tinggal diam. Dengan adanya banjir yang semakin meninggi, maka pemerintahan kabupaten Pekalongan membentuk Bendungan melintang. Bendungan tersebut bertujuan mencegah air laut masuk ke pemukiman ketika air pasang. 

Meskipun, bendungan bukan solusi untuk menghentikan rob, tetapi paling tidak dapat sedikit mengurangi dampak banjir tersebut. Sehingga, daerah yang berdekatan dengan pantai tidak langsung terkena limpasan air laut dan  masyarakat dapat melakukan mitigasi bencana secara bertahap. 

Desa Terdampak Banjir Rob

Saat ini, desa-desa terdampak banjir rob di Kecamatan Tirto Pekalongan mulai berbenah. Pemerintah desa dan pemerintah kabupaten mulai memperbaiki jalan-jalan dan fasilitas umum yang tenggelam dan rusak akibat banjir. Masalah utama yang sering menghambat pembenahan adalah sampah plastik yang berserakan.

Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Kesadaran tersebut adalah satu langkah awal menjadikan desa yang ramah lingkungan dan membuka potensi menjadi desa wisata. 

Apalagi, semenjak banjir rob yang tak kunjung surut. Banyak sekali orang-orang yang mampir untuk memancing ikan. Bahkan, terkadang berasal dari luar kota Pekalongan seperti Semarang, Cilacap, dan Pemalang. Tidak hanya mancing, Komunitas Paser ikan (penembak ikan) ikut ramai mencari ikan di desa terdampak banjir rob Pekalongan.

Karena, semenjak banjir rob datang banyak sekali ikan konsumsi yang muncul di dekat pemukiman. Seperti ikan nila, ikan bandeng, ikan mujaer, dan ikan gabus. Sehingga menarik perhatian bagi yang hobi mancing ataupun menembak ikan. 

Belum lagi mulai berkumpulnya burung-burung laut seperti kuntul kerbau, ruak-ruak, burung bangau dan lain sebagainya. Yang pastinya menambah keanekaragaman hayati desa tersebut. 

Semakin besar keanekaragaman hayati yang hadir, maka akan bertambah menarik pula desa tersebut.

Kondisi banjir rob juga mengubah struktur ekosistem dari desa-desa tersebut. Alam menjadi asri kembali dengan ekosistem yang berbeda. Seakan-akan alam sedang melakukan suksesi ekologi. Banyak sekali tumbuhan mangrove yang muncul. Sehingga menambah kesan seperti hutan magrove. 

Ekosistem mangrove juga bermanfaat menyerap karbon dan menjadikan udara segar kembali. Selain itu, ekosistem mangrove juga mampu menahan abrasi dari ombak air laut ataupun sungai. Sebab akar-akar tumbuhan mangrove yang menjulang ke atas. Menjadikan akar tersebut sebagai media penahan ombak. Sekaligus, sebagai media akumulasi tanah dan lumpur untuk menjadikan dataran baru lagi.

Potensi Desa Wisata Banjir Rob

Image by : Radar Pekalongan
Image by : Radar Pekalongan

Dari berbagai macam perubahan yang terjadi dalam ekosistem. Serta pembenahan fasilitas umum dari pemerintah dan mitigasi bencana yang sudah tersistem. Maka tidak, Desa Terdampak banjir juga memiliki potensi untuk menjadi desa wisata. seperti Wisata Mangrove, Wisata Mancing, Tur Kapal Wisata.

Wisata Mangrove 

Wisata mangrove sebenarnya sudah ada di desa Mulyorejo. Namun karena masih baru, maka fasilitasnya belum begitu memadai. Tetapi, sudah banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati suasana asri wisata mangrove.  Apalagi setiap tahun diadakan acara rutin sedekah laut/Nyadran setiap bulan suro yang begitu meriah. Sehingga dapat menarik minat para pengunjung.

Tur kapal Wisata 

Tur yang satu ini juga sudah ada di sepanjang sungai Sengkarang. Sungai yang berada di kawasan desa terdapak banjir rob Pekalongan Utara. Biasanya dipakai anak-anak untuk berpariwisata mengitari sungai Sengkarang. Sembari mengajarkan anak-anak TK dan SD pentingnya menjaga lingkungan sekitar. Tetapi, kalau dikembangkan lagi mungkin akan lebih menarik banyak wisatawan.

Wisata Mancing

Wisata mancing menjadi wisata yang sangat potensial. Karena sampai artikel ini di buat, ke-empat desa terdampak rob tersebut tidak pernah sepi dari pemancing. Bahkan setiap tahun pasti diadakan lomba mancing dan lomba paser (senapan ikan). Tahun ini ada dua lomba yang dilaksanakan di desa Terdampak banjir. 

Lomba mancing ikan gabus di desa Tegaldowo Bulan Agustus 2022 dan Tournament Barramundi Nasional (2022). Animo masyarakat pun sangat antusias, karena pesertanya pasti diatas 300 orang. Hal ini juga dapat menjadi potensi untuk menarik minat wisatawan.

Langkah Desa Terdampak Banjir Menjadi Desa Wisata 

1. Perbaikan jalan dan rute munuju ke area Wisata

Jalan menjadi fasilitas utama yang perlu diperhatikan. Karena, rute menuju tempat wisata menjadi salah satu alasan seorang berkunjung. Semisal jalan dan rute tidak nyaman, maka para wisatawan pun enggan berkunjung. Apalagi, jalan di kawasan banjir rob sering terendam air. Menjadikan banyak jalan yang rusak dan berlubang. Bahkan, jalan untuk menuju wisata mangrove pun sangat sulit dilewati.  

Untuk itu, Mulailah berkerja sama dengan pemegang birokrasi, volunteer, dan masyarakat sekitar untuk mewujudkan Wisata Ramah Berkendara.

Selain itu, perlu adanya penunjuk jalan menuju objek wisata. Sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung. Tak lupa, kelengkapan fasilitas umum seperti toilet, tempat sampah dan tempat ibadah haruslah tersedia.

2. Mengadakan event atau menjalankan festival kreatif lokal yang sudah ada

Beberapa festival dan agenda tahunan tetap rutin dilaksanakan. Seperti Nyadran/Sedekah bumi, lomba mancing dan paser ikan. Dalam acara Nyadran pun terdiri berbagai macam festival untuk memeriahkannya seperti lomba balap perahu, lomba perahu hias, konser musik dan pagelaran wayang. 

Acara tersebut harus tetap terjaga, jangan sampai hilang seiring berkembangya zaman. Karena, event-event tersebut menjadi signature wisata di desa pesisir pantai dan terdampak banjir. Dengan, banyaknya event maka banyak pula peluang untuk menggiring para wisatawan. 

3. Mempromosikan Obyek Wisata di Berbagai Macam Media

Salah satu kelebihan era millenial adalah pertukaran informasi yang sangat masif. Untuk itu, menggunakan kemudahan tersebut untuk mempromosikan desa wisata adalah pilihan tepat. Menggunakan kekuatan media sosial baik Instagram, youtube, ataupun TikTok untuk menyebarluaskan informasi desa wisata pesisir pantai.

4. Menemukan Gen Kreatif Diantara Elemen Masyarakat

Seperti tema artikel ini "menyalakan gen kreatif masyarakat, Bangkitkan Perekonomian Indonesia Melalui Desa Wisata". Maka perlu dipahami bahwa membangun desa wisata bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, perlu adanya kerja sama antar elemen masyarakat. Karena, dengan kerja sama akan menimbulkan pemikiran yang kritis dan solutif. Sehinga mampu menyalakan gen kreatif di masyarakat.

Seperti yang dilakukan Adira Finance saat ini. Dengan itikad membangkitkan perekonomian Indonesia maka dibuatlah kompetisi untuk memancing para penulis mengeluarkan ide kreatifnya. Pastinya dari berbagai macam perspektif yang berbeda.

 Berkembangnya desa wisata dapat membangkitkan ekonomi masyarakat sekitarnya. Untuk itu, mari kita dukung adira finance dalam merealisasikan pertumbuhan ekonomi melalui desa wisata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun