Mohon tunggu...
DAyat RM
DAyat RM Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer

Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy

HIV Sumber Pecah Rumah Tangga

24 Desember 2021   15:14 Diperbarui: 24 Desember 2021   15:17 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIV menjadikan sumber rusaknya rumah tangga Furqon dan Anna dalam film ketika cinta bertasbih. Awal mula pertengkaran tersebut karena Furqon mengaku sebagai pengidap HIV. Sehingga membuat Anna terkejut dan marah mendengar pengakuan Furqon. Namun dalam adegan tersebut, kemarahan Anna bukan disebabkan Furqon mengidap penyakit HIV, tetapi karena Furqon telah melakukan hubungan seksual di luar pernikahan. 

Hubungan seksual di luar pernikahan di larang oleh agama. Oleh karena itu, Anna lebih memilih untuk bercerai dari pada memertahankan hubungan pernikahan. Meskipun pada akhir cerita Furqon hanyalah korban penipuan dan pemerasan.

 Film yang rilis tahun 2009 tersebut memberikan pesan moral bahwa Hubungan seksual di luar pernikahan hukumnya haram secara agama dan dilarang menurut Hukum positif Republik Indonesia. Larangan tersebut tertulis dalam Alkitab Korintus 6 18-20, AL Quran Al-Isra' 32 dan Pasal 284,285,286 KUHP.

Meskipun informasi penyakit HIV sering kali muncul dalam layar kaca maupun layar smarphone, tetapi banyak yang belum mengerti apa itu HIV? Apakah HIV harus selalu berkaitan dengan hubungan seksual? Bagaimana HIV bisa menular? Bagaimana cara Mencegahnya?.

Berikut ini adalah beberapa informasi terkait HIV dan AIDS

1. HIV dan AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS(Acquired Immune Deficiency syndrome) adalah sekumpulan gejala yang timbul karena menurunya sistem kekebelan tubuh manusia akibat terpapar virus HIV. 

Orang yang terjangkit virus HIV tidak sama dengan AIDS. Biasanya orang yang terkena HIV disebut dengan positif HIV, sedangkan AIDS adalah tahap paparan HIV lebih lanjut. Bila seorang yang terinfeksi HIV menerapkan pola hidup sehat maka resiko memasuki stadium AIDS berkisar antara 10-15 tahun bahkan lebih lama.

Sampai saat ini belum ada obat ataupun treatment untuk menyembuhkan penderita HIV dan AIDS. Beberapa pengobatan seperti antiretroviral (ARV) hanya berguna untuk menurunkan jumlah virus HIV dalam tubuh agar tidak masuk dalam stadium AIDS. Sedangkan untuk penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.

Umumnya terdapat 4 fase perjalanan infeksi HIV menjadi AIDS :

1. Fase serokonversi (infeksi awal)

Tahap Serokonversi adalah tahap ketika seseorang sudah terkonfirmasi HIV dan mulai teridentifikasi dengan munculnya perubahan antibodi. Seorang yang sudah terinfeksi HIV belum tentu menunjukan hasil serokonversi positif, tetapi berpotensi menularkan HIV kepada orang lain. 

Serokonversi adalah produksi antibodi sebagai respon adanya antigen dalam tubuh. Pada tahap ini, uji serokonversi terkadang menunjukkan hasil negatif karena kemungkinan antibodi yang terbentuk belum cukup untuk kadarnnya untuk dapat terdeteksi dalam uji laboratorium.

2. Fase asimtomatik

Fase ini biasanya terjadi setelah infeksi bertahun-tahun (1-5 tahun). Keadaan penderita biasanya nampak sehat dan baik-baik saja, namun sebernarnya sedang terjadi replikasi (perbanyakan) virus secara lambat dalam tubuh.

3. Fase simtomatik

Munculnya gejala penyakit ringan atau cukup berat setelah 5 tahun atau lebih terkena infeksi HIV. Pada tahap ini fungsi kelenjar limfa mulai menurun bahkan hilang, sehingga terjadi peningkatan virion dalam sirkulasi darah.

4. Fase AIDS

Setelah terinfeksi hampir 7 tahun lebih maka sistem imunitas dalam tubuh sangat sedikit.  AIDS related complex adalah keadaan yang ditandai dengan munculnya paling sedikit dua dari gejala-gejala berikut ini :

  • Demam berlangsung lebih dari 3 bulan
  • Penurunan berat badan lebih dari 10%
  • Limfadenopati (kelenjar sisitem imun yang umumnya membesar karena infeksi virus/bakteri) berlangsung lebih dari 3 bulan
  • Kelelahan dan keringat malam
  • Diare

ditambah paling sedikit 2 kelainan laboratorium berikut :

  • CD4 kurang dari 400/ mL
  • Rasio CD4/CD8 kurang dari 1.0 % (rasio CD4/CD8 normalnya lebih besar dari 1.0%, dengan limfosit CD4 500-1200 mL dan limfosit CD8 150-1000 mL)
  • Leukotrombositopenia dan anemia
  • Peningkatan serum imumoglobin
  • Penurunan blastogeneses sel limfosit
  • tes kulit alergi

2. Penularan

Penularan HIV awalnya melalui hubungan seksual. Namun seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan diketahui bahwa penularan HIV dapat terjadi melalui pertukaran cairan dalam tubuh dari orang terinfeksi seperti ASI (Air Susu Ibu), semen(air mani) dan cairan vagina. Selain itu, penggunaan ulang jarum suntik dari seorang yang terinfeksi HIV termasuk salah satu penyebab penularan HIV.

Penggunaan jarum suntik bersama di kalangan Penasun (pengguna narkoba suntik) menjadi faktor penularan HIV pada tahun 2006 sebesar 59% . Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tentang perkembangan HIV dan AIDS tahun 2010 bahwa penularan HIV dapat melalui beberapa hal yaitu :

  • Bubungan heteroseksual (laki-laki dan perempuan) sebesar 52,7%
  • Penasun sebesar 38,3%
  • Lelaki seks lelaki (Homoseksual) sebesar 3,0%
  • Perinatal (Faktor terjadi semasa kelahiran) sebesar 2,6%.

3. Pencegahan

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI menerapkan konsep "ABCDE" untuk mencegah atau menghindari penularan HIV. Berikut ini adalah penjelasanya :

  • A (Abstinence) : Absen seks atau tidak melakukan hubungan seksual bagi yang belum menikah
  • B (Be faithful) : bersikap saling setia kepada pasanganya (tidak bergonta-ganti pasangan)
  • C (Condom)      : Cegah penularan seksual menggunakan kondom
  • D (Drug no)      : Jangan menggunakan Narkoba
  • E (Education)  : Pemberian edukasi yang benar mengenai HIV dan AIDS

Sumber : Pusdatin.kemkes.go.id
Sumber : Pusdatin.kemkes.go.id

4. Hoax seputar HIV

1. kondisi fisik seseorang

Meskipun terdapat beberapa ciri-ciri seorang terkena HIV, namun perlu adanya uji laboratorium untuk memastikan seseorang terkena HIV. Bahkan, bila seorang terkena HIV pun kita tidak berhak untuk mengintimidasi dan mengisolasi. Jangan menjudge seseorang mengidap HIV tanpa ada evidence base yang lengkap. Karena umumnya orang terkena HIV stadium awal tidak menunjukkan ciri-ciri terinfeksi.

2. Flu dan sentuhan kulit mampu menularkan HIV

HIV tidak dapat menular lewat flu dan bersentuhan kulit. Virus HIV sejatinya sama seperti virus lainya yang sangat rentan terhadap paparan kondisi linkungan. Sehingga setiap virus membutuhkan sel inang spesifik untuk bertahan dan memperbanyak diri (replikasi). Virus HIV dapat menular melalui beberapa perantara seperti pertukaran cairan dalam tubuh dari orang terinfeksi seperti ASI (Air Susu Ibu), semen(air mani) dan cairan vagina. Berkumpul bersama dan bercengkarama dengan pengidap HIV-AIDS tidak beresiko terinfeksi HIV-AIDS. 

3. Penularan HIV selalu lewat hubungan seksual

Sampai saat ini memang data menunjukkan bahwa penularan HIV terbesar adalah lewat hubungan seksual. Tetapi bukan hanya itu, HIV dapat menular lewat penggunaan bersama jarum suntik. Bahkan pada tahun 2010, penggunaan narkoba suntik (penasun) mengakibatkan 38,3% seorang terinfeksi HIV. 

4. Terkena HIV akan langsung meninggal

Penyakit HIV mengakibatkan penurunan sistem imunitas dalam tubuh. Namun bila penderita HIV menerapkan pola hidup sehat sehari-hari, maka resiko terburuk dapat berlangsung lambat. Bahkan, kemungkinan penderita HIV-AIDS dapat hidup lebih lama dan menjalankan aktivitas seperti orang lain pada umumnya. 

5. HIV dapat disembuhkan

Hingga sekarang belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit HIV. Hanya ada beberapa obat yang mampu untuk memperlambat seorang terinfeksi HIV mencapai stadium AIDS. Seperti antiretroviral (ARV) yang berguna untuk menurunkan jumlah virus HIV dalam tubuh agar tidak masuk dalam stadium AIDS.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun